Logo

Anak Tantrum, Perilaku Buruk atau Gangguan Kesehatan Mental?

Reporter:,Editor:

Jumat, 22 February 2019 14:40 UTC

Anak Tantrum, Perilaku Buruk atau Gangguan Kesehatan Mental?

ilustrasi

JATIMNET.COM, Surabaya-  Apakah pernah menghadapi anak berusia 2 tahun yang selama lebih dari satu jam penuh sambil melemparkan mainan, mumukul atau bahkan menggigit?, yang biasa disebut tantrum temper (ledakan emosi). 

Atau anak 7 tahun yang menolak bersekolah dan menangis tiap kali pulang sekolah. Apakah itu perilaku buruk atau tanda awal gangguan kesehatan mental anak.

Ternyata gangguan kesehatan mental lebih sering terjadi pada anak kecil dari pada yang disadari banyak orang. Sebuah studi baru-baru ini yang dirilis di JAMA Pediatrics memperkirakan 7,7 juta anak-anak.

Artinya, terdapat sekitar 16,5 persen di seluruh negeri, setidaknya satu gangguan kesehatan mental, kata www.healthline .com, dilansir Jumat 22 Februari 2019.

BACA JUGA: Dampak MSG Terhadap Kesehatan Anak

Danielle Rannazzisi, PhD, seorang psikolog anak yang berpraktik di New York mengatakan ada beberapa hal yang bisa dijadikan alat untuk mengidentifikasi seorang anak memiliki gangguan kesehatan mental.

Indikator yang pertama adalah terjadi perubahan suasana hati yang signifikan termasuk suasana hati negatif yang persisten atau suasana hati yang sering berubah, perubahan perilaku yang signifikan, ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan.

Gejala lain adalah  kehilangan minat pada orang, benda, dan aktivitas yang biasa mereka nikmati. Anak juga  akan mengalami kesulitan berkonsentrasi, penurunan kesadaran untuk merawat diri sendiri, kesulitan memulai atau mempertahankan hubungan sosial.

Selain gejala psikis, juga ada gejala fisik yang bisa dikenali seperti sakit kepala, sakit perut, perubahan nafsu makan, dan penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Suka berperilaku yang merugikan diri sendiri dan penggunaan narkoba. 

BACA JUGA: Waspadai Bentuk Eksploitasi Anak di Dunia Maya

Perwakilan dari American Academy of Pediatrics (AAP), Dr. Marian Earls, mengimbau masalah kesehatan mental pada anak harus dikenali sedini mungkin.  Dia meminta agar orang tua untuk lebih intensif berinteraksi dengan anak-anak mereka. 

“Kita harus secara teratur bertanya kepada anak-anak tentang bagaimana keadaan mereka, mengidentifikasi masalah ketika mereka muncul, dan bekerja pada intervensi sebelumnya, sebelum masalah ini menjadi krisis.”

Jika memang tidak bisa ditangani, orang tua bisa dengan cepat membawa anak ke dokter agar tidak bisa berkembang menjadi lebih buruk.