Rabu, 12 October 2022 00:20 UTC
PRODUKSI TAHU. Salah seorang pekerja memproduksi tahu di salah satu pabrik tahu di Kota Probolinggo di tengah susahnya kedelai lokal. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Pengusaha pabrik tahu di Kota Probolinggo terpaksa beralih menggunakan kedelai impor lantaran sulit mendapatkan bahan baku kedelai lokal. Kondisi tersebut membuat biaya produksi membengkak.
Seperti dirasakan Muhammad Silo, pengusaha pabrik tahu di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Silo mengaku sudah beberapa hari terakhir terpaksa menggunaka kedelai impor untuk produksi tahunya.
Meski biaya produksi membengkak, kondisi tersebut tetap dipilihnya agar produksi tahu tetap berjalan.
BACA JUGA: Tahu atau Tempe, Mana yang Lebih Sehat untuk Anak? Ini Penjelasannya
"Kalau harga kedelai lokal sekitar Rp5 ribu sampai Rp10 ribu per kilogram. Tapi kalau kedelai impor harganya bisa Rp13 ribu per kilogram," ujarnya, Selasa, 11 Oktober 2022.
Kondiasi tersebut, menurut Silo, sangat tidak menguntungkan bagi pengusaha pabrik tahu. Jika dibiarkan terus-menerus, pengusaha bisa merugi.
"Setiap produksi, pabrik saya membutuhkan kedelai 3 sampai 4 ton. Karena memang permintaan tahu di tempat kami cukup banyak," tuturnya.
BACA JUGA: Harga Kedelai Impor Meroket, Produsen Pilih Kecilkan Ukuran Tempe
Silo berharap pemerintah bisa membantu memberikan solusi berkaitan kelangkaan suplai kedelai lokal di pasaran. Itu guna menghindari terhentinya produksi tahu karena biaya produksi yang tidak lagi bisa dipenuhi.
'Biaya produksi kalau semakin tinggi bisa menyebabkan tidak sesuainya biaya pengeluaran dan pemasukan. Apalagi kalau memakai kedelai impor, kualitasnya tidak lebih baik dari kedelai lokal," kata Silo.
Silo mengkhawatirkan para pelanggannya enggan memesan produksi tahunya lagi karena kualitas tahu yang dihasilkan sudah berbeda. Menurutnya, hasil produksi tahu berbahan baku kedelai lokal lebih baik ketimbang menggunakan kedelai impor.