Logo

Kasus Covid di Mojokerto Meningkat, Pesanan Peti Jenazah Ikut Tinggi

Reporter:,Editor:

Senin, 28 June 2021 07:40 UTC

Kasus Covid di Mojokerto Meningkat, Pesanan Peti Jenazah Ikut Tinggi

Pekerja peti mati yang sedang mengerjakan orderan peti mati pasien Covid-19. Foto : Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Jumlah kasus Covid-19 yang menyebabkan kematian selama dua pekan di Mojokerto meningkat. Di mana berdasarkan data secara kumulatif Pemprov Jawa Timur, wilayah Kota Mojokerto pada Minggu 27 Juni 2021, bahwa kasus yang positif Covid sebanyak 2.988, sembuh 2.556, meninggal 202, kasus aktif 230.

Hal tersebut membuat permintaan peti jenazah semakin tinggi setiap harinya, bahkan mencapai tiga sampai empat buah. Kondisi ini akhirnya membuat satu-satunya pengrajin peti mati yang merupakan usaha warisan rintisan dari sang ayah Sudamono sejak 1970 silam di wilayah Kota Mojokerto menjadi kewalahan dan tak memiliki stok dengan ukuran standar lagi.

Tampak di area produksi hanya tersisa satu buah peti jenazah untuk bayi, dan satu pekerja yang sedang menyiapkan perakitan peti berukuran standar 2 meter x 45 sentimeter yang Senin, 28 Juni 2021 sudah dipesan salah satu rumah sakit swasta.

Purwaningtyas, 75 tahun pemilik usaha turun temurun ini tak bisa memenuhi permintaan penyediaan dari sejumlah rumah sakit plat merah atau pun swasta di Kota maupun Kabupaten Mojokerto sejak dua pekan lalu.

Baca Juga: Korban Jiwa di Klaster Lingkungan Mojokerto Kena Covid Kembali Bertambah, 12 Warga Positif

Dirinya bahkan kebanjiran orderan peti mati pasca hari Raya Idulfitri 1442 Hijriyah lalu, hingga kini mencapai 40 buah. Semakin meningkat sejak dua pekan terakhir, wanita paruh baya ini sudah memproduksi 20 buah peti. Lantaran adanya peningkatan angka penyebaran Covid-19 setiap harinya di Kota Mojokerto.

"Habis lebaran itu sudah banyak orderan, sampai 40 peti. Cumankan ada stok, jadi bisa terpenuhi semua. Tapi pas dari dua minggu lalu, permintaan makin tambah. Sehari tiga sampai empat dan kita gak bisa menuhi itu," beber wanita yang merupakan generasi keempat pembuat peti jenazah di Jalan Trunojoyo, Lingkungan Mulyosari, Kelurahan/Kecamatan Magersari.

Selain tingginya angka kematian karena Covid-19, nominal harga yang dia tawarkan sejak dulu tak berubah. Yakni untuk harga jual satu peti ukuran standar yang terbuat dari kayu meranti asal Kalimantan hanya dibandrol Rp 1 juta.

Dengan harga yang relatif terjangkau, justru semakin membuat dirinya yang saat ini hanya memiliki satu pekerja atau karyawan kewalahan. Terlebih, dalam satu hari pekerjanya hanya bisa memproduksi satu peti mati standar.

Baca Juga: Covid Klaster Lingkungan di Mojokerto, 32 Positif dan Empat Meninggal

Tak ayal, belasan orderan setiap harinya dari berbagai rumah sakit yang menangani kasus Covid-19 dari Kota dan Kabupaten Mojokerto ditolaknya.

"Ini saja RS Sidowaras minta enam, tapi saya sediakan nanti hanya dua buah peti saja. Belum lagi orderan dari RSUD Kota, RS Gatoel, RS Citra Medika. Malah juga RS Sumberglagah Kabupaten Mojokerto, tapi pada saya tolak. Gak sanggup, biasanya ada stok jadi bisa menuhi," terangnya.

Ia menyebut sejak awal pandemi Covid-19 sudah 250 peti mati yang diproduksinya untuk  rumah sakit dengan pasien Covid-19 dan sejumlah umat gereja.

"Ya mungkin sudah 250 lebih peti mati yang sudah terjual. Dipesannya dari berbagai rumah sakit rujukan hingga gereja. Tapi yang paling banyak memang untuk pasien Covid-19," bebernya sembari menunggu pekerjanya mengerjakan orderan peti mati.