Logo

Kasus Covid-19 Diklaim Menurun, Jatim Lewati Puncak Pandemi?

Reporter:,Editor:

Rabu, 07 October 2020 05:00 UTC

Kasus Covid-19 Diklaim Menurun, Jatim Lewati Puncak Pandemi?

WARNA BERUBAH: Kasus Covid-19 di Jawa Timur mulai menunjukkan tren melandai. Penyebaran virus SARS CoV-2 disebut mulai menurun, hal ini terlihat warna peta. Foto: instagram @pemprovjatim

JATIMNET.COM, Surabaya - Kasus Covid-19 di Jawa Timur mulai menunjukkan tren melandai. Penyebaran virus SARS CoV-2 disebut mulai menurun. 

Laporan World Health Organitation (WHO) kasus korona per pekan mengalami penurunan kurang dari 50 persen dalam jumlah dikonfirmasi selama periode 14 hingga 20 September. 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mengklaim, angka positivity rate atau rata-rata pasien terkonfirmasi positif dari hasil tes menunjukkan penurunan. "Saat ini, positivity rate Jatim telah turun dari 31 persen di Bulan Juli, menjadi 10 persen per minggu ini," ujar Khofifah tertulis, Selasa 6 Oktober 2020, malam.

Persentase itu, kata dia, menunjukkan semakin sedikitnya kasus positif Covid-19 yang ditemukan dari peningkatan testing. "Ini merupakan pertanda bahwa intervensi kita on the right track,” tegasnya.

BACA JUGA: Hari Habitat Dunia, Risma Paparkan Penanganan Covid-19 di Surabaya

Sebelumnya, mantan menteri sosial itu menegaskan, Rate of Transmission atau tingkat penularan di Jawa Timur telah dibawah 1 selama 14 hari. Data per Senin 5 Oktober 2020, di 0,93 poin. Ia pun mengklaim penyebaran Covid-19 di Jatim sudah semakin terkendali. 

Bahkan data terbaru peta kerawanan penyebaran Covid-19 kabupaten/kota tidak ada zona merah di Jawa Timur. Dari rilis yang disampaikan Pemprov Jawa Timur, sebanyak 28 kabupaten/kota dinyatakan berkategori orange atau risiko sedang. Sisanya, 10 sisanya terkategori zona kuning atau risiko rendah.

Rinciannya, zona orange yaitu Banyuwangi, Nganjuk, Bondowoso, Jombang, Tuban, Sidoarjo, Magetan, Ngawi, Sumenep, Lamongan, Bojonegoro, Kota Surabaya, Probolinggo, Lumajang, Blitar, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Situbondo, Kediri, dan Mojokerto. 

Kemudian Kota Batu, Kota Malang, Pasuruan, Ponorogo,  Gresik, Jember, Kota Mojokerto, Kota Madiun. Sedangkan untuk zona kuning terdapat pada Pamekasan, Pacitan, Kota Blitar, Bangkalan, Kota Kediri,Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Malang, Sampang.

BACA JUGA: Proses Pemakaman Pasien Probable Covid-19 di Probolinggo Ricuh

"Penurunan kasus Covid-19 di Jawa Timur juga dapat dilihat di BOR (Bed Occupancy Rate/rata-rata keterisian) rumah sakit di Jawa Timur yang konsisten menurun," ungkap Khofifah. 

Ia menyebutkan, dua minggu sebelumnya, BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Timur adalah 49 persen. Laporan terakhir dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa BOR Jawa Timur saat ini adalah 38 persen. "Padahal standar WHO kapasitas bed dikatakan aman bila dibawah 60 persen. Artinya memang benar, tren kasus cenderung menurun,” imbuhnya. 

Pun demikian, Khofifah tetap berpesan kepada masyarakat untuk tidak lengah. Kepatuhan akan protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan menghindari kerumunan tetap harus dijalankan sampai penyebaran benar-benar berhenti.

"Saat ini, Masyarakat Jawa Timur harus tetap waspada dan gotong royong karena kita semua belum divaksin. Satu-satunya vaksin yang saat ini kita miliki adalah patuh terhadap protokol kesehatan. Oleh karena itu, Mohon tetap patuh terhadap protokol kesehatan sampai berhenti penyebaran COVID-19 ini," bebernya. 

Khofifah percaya, penggunaan masker mampu membantu menekan penyebaran Covid-19. Pihaknya yakin dari tertib memakai masker bisa menurunkan risiko penularan virus SARS CoV-2 menjadi 60 persen.