Logo

Kasus Campak Meningkat Tiga Kali Lipat, WHO Salahkan Misinformasi Vaksin

Reporter:

Kamis, 29 August 2019 08:30 UTC

Kasus Campak Meningkat Tiga Kali Lipat, WHO Salahkan Misinformasi Vaksin

Ilustrasi suntik. Foto:dok

JATIMNET.COM, Surabaya – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyalahkan lemahnya sistem kesehatan dan misinformasi tentang vaksin, serta menyerukan media dan komunitas untuk memverfikasi informasi yang tepat tentang campak. Sebab, kasus campak meningkat hampir tiga kali lipat sepanjang Januari hingga Juli tahun ini, dibanding periode yang sama tahun lalu. 

“Kami berjalan mundur, ada di jalur yang salah,” kata Kate O’Brien, direktur departemen imunisasi, vaksin, dan biologikal WHO, pada sebuah konferensi pers, dikutip dari Reuters.com, Kamis, 29 Agustus 2019.

Hampir 365 ribu kasus dilaporkan terjadi secara global tahun ini, jumlah tertinggi sejak 2006, dengan catatan jika angka itu adalah bagian kecil dari sekitar 6,7 juta kasus dugaan campak. Kasus campak menyebabkan sekitar 109 ribu kematian di tahun 2017.

Wabah terbesar muncul di Republik Demokratik Kongo sebanyak 155.460 kasus, Madagascar sebanyak 127.454, dan Ukraina sebanyak 54.246.

BACA JUGA: Mengenal Virus HPV dan Cara Pencegahannya

Eropa juga mengalami kemunduran, dengan empat negara kehilangan status bebas campaknya sejak tahun 2018, yaitu Albania, Republik Checnya, Yunani, dan Inggris.

Data dari WHO tidak menyertakan jumlah spesifik dari Benua Amerika. Amerika Serikat mencatat 1.215 kasus sepanjang 30 negara sebagai wabah terburuk mereka sejak tahun 1992, kata pihak kesehatan federal pada Senin.

Petugas kesehatan mengatakan jika virus menyebar di antara pelajar sekolah dasar yang tidak mendapatkan vaksin campak-gondok-rubella, karena orang tuanya menolak.

Kepercayaan terhadap vaksin, disebut tinggi di negara miskin, dan rendah di negara yang lebih sejahtera, di mana skeptisisme telah membuat wabah seperti campak muncul, menurut penelitian global pada Juni.

BACA JUGA: Pemerintah Inggris Serius Perangi Campak

“Kami melihat misinformasi sebagai ancaman yang terus meningkat,” kata O’Brien. “Kami menyerukan pada media, komunitas, pimpinan, orang-orang yang bersuara lantang, untuk memastikan jika mereka menyebarkan informasi yang akurat, valid, dan kredibel secara ilmiah,”.

Dari 53 negara di Eropa, sebanyak 90 ribu kasus campak tercatat di tengah tahun pertama 2019. Jumlahnya melebihi seluruh kasus di tahun 2018, kata Siddhartha Datta, dari kantor wilayah WHO di Eropa.