Logo

Kasus Aktif Covid-19 di Surabaya Berkurang, Tingkat Kesembuhan 93 Persen

Reporter:,Editor:

Kamis, 03 March 2022 07:00 UTC

Kasus Aktif Covid-19 di Surabaya Berkurang, Tingkat Kesembuhan 93 Persen

ISOTER. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengecek langsung tempat isolasi terpusat (isoter) Hotel Asrama Haji (HAH) di Sukolilo, Surabaya, Senin, 7 Februari 2022. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya terus berupaya menangani Covid-19 di Kota Pahlawan. Hasilnya, dalam satu minggu terakhir, angka kasus aktif Covid-19 di Kota Surabaya mulai berkurang.

Berdasarkan data di laman web lawancovid-19.surabaya.go.id, tercatat kasus aktif di Kota Surabaya pada 23 Februari 2022 sebanyak 5.117 kasus dan pada 2 Maret 2022 menjadi 3.769 kasus. Selama periode tersebut, jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Surabaya berkurang sebanyak 1.348 kasus.

Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina mengatakan berdasarkan data assesmen situasi Covid-19 di Kota Surabaya oleh Kemenkes pada Minggu ketiga dan keempat bulan Februari 2022, kasus konfirmasi Covid-19 berada di angka 455,39 per 100 ribu penduduk menjadi 324,04 per 100 ribu penduduk.

"Untuk angka rawat inap di rumah sakit mencapai 31,49 per 100 ribu penduduk, menjadi 27,15 per 100 ribu penduduk. Sedangkan, angka positive rate perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan sebesar 19,17 persen menjadi 14,51 persen," kata Nanik, Kamis, 3 Maret 2022.

BACA JUGA: Berdasar Penilaian Kemenkes, Kasus Covid-19 di Surabaya Level 4

Ia menjelaskan bahwa pasien Covid-19 di Kota Surabaya pada tahun 2022, sebagian besar yang terpapar berada pada usia produktif sebanyak 79,99 persen dengan penyebab penularan adalah tingginya mobilitas dari masyarakat yang meningkatkan risiko untuk terpapar.

"Terhitung pada Rabu (2 Maret 2022), angka kesembuhan Covid-19 di Kota Surabaya mencapai 93,96 persen dan angka kematian mencapai 2,52 persen dari total kasus kumulatif Covid-19," ia menjelaskan.

Selanjutnya, untuk tracing (pelacakan) yang dilakukan di Kota Surabaya, pihaknya melakukan dua teknik, yakni tracing secara langsung dan tidak langsung. Pada teknik tracing langsung, petugas tim tracing akan mendatangi alamat rumah pasien sesuai notifikasi dari aplikasi Kemenkes dengan menggunakan APD dan minimal masker N95.

"Kedua, yakni teknik tracing secara tidak langsung. Nantinya para petugas dari tim tracing akan menghubungi pasien via telepon sesuai dengan nomor yang tertera pada aplikasi Kemenkes," ia menerangkan.

BACA JUGA: Isolasi Terpusat Jadi Upaya Cegah Covid-19 Klaster Keluarga di Surabaya

Jika terdapat warga yang terkonfirmasi Covid-19, maka akan dilakukan tracing untuk mencari kontak erat. Setelah itu, akan ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan swab kepada semua kontak erat.

"Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang bergejala ringan atau tidak bergejala (OTG) akan dievakuasi ke isolasi terpusat (isoter) di Hotel Asrama Haji (HAH) atau hotel berbayar yang direkomendasikan. Sedangkan pasien yang bergejala sedang sampai berat akan dirujuk ke rumah sakit rujukan yang menangani pelayanan Covid-19," ia memaparkan.

Terkait penanganan warga yang terpapar Covid-19 di HAH, tingkat keterisian tempat tidur pada Minggu lalu mencapai 51,62 persen. Namun, per Rabu 2 Maret 2022, hanya mencapai 10,65 persen dari total tempat tidur yang tersedia.

Sedangkan untuk keterisian Rumah Sakit Darurat Lapangan Tembak (RSLT) yang dibuka sejak awal bulan Februari 2022 untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan tempat isolasi bagi pasien Covid-19 tidak sempat digunakan.

"Karena ketersediaan tempat tidur di isoter dan RS rujukan Covid-19 di Kota Surabaya masih dapat memfasilitasi untuk penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19," ia mengungkapkan.

Di sisi lain, terdapat temuan klaster baru di Kota Surabaya pada tahun 2022, yakni klaster fasilitas umum, keluarga, riwayat perjalanan dalam dan luar negeri, PTM sekolah, dan perkantoran.

BACA JUGA: Surabaya PPKM Level 3, Kapasitas dan Operasional Tempat Usaha Dibatasi

"Penyebab terjadinya klaster tersebut karena tingginya mobilitas warga Surabaya, lalu menurunnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes, dan munculnya varian Omicron dengan tingkat penularan yang tinggi," ia menuturkan.

Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 di Kota Surabaya, pihaknya berupaya mempercepat pelaksanaan vaksinasi booster (dosis ketiga) untuk masyarakat umum. Bahkan, pelaksanaan vaksinasi booster di Kota Surabaya sejak Rabu, 12 Januari 2022, yang sebelumnya menyasar usia 18 tahun ke atas dengan prioritas lansia, telah diperluas untuk masyarakat umum.

Untuk itu, vaksinasi booster saat ini dapat diberikan kepada masyarakat dengan interval tiga bulan dari dosis 2 dengan capaian vaksinasi booster Kota Surabaya sampai dengan Rabu 2 Maret 2022 untuk dosis 3 lansia sebanyak 87.626 atau 96,63 persen dari total sasaran lansia siap vaksin dengan interval tiga bulan dari dosis 2 sebanyak 90.678 orang.

"Capaian dosis 3 nonlansia sebanyak 328.163 atau 56,47 persen dari total sasaran nonlansia siap vaksin dengan interval tiga bulan dari dosis 2 sebanyak 581.134 orang," katanya.