Minggu, 26 August 2018 04:47 UTC
Kapolrestabes Kombes Pol Rudi Setiawan meminta kedua pihak untuk membubarkan diri guna menciptakan keamanan di Surabaya. FOTO: Arif Ardliyanto.
JATIMNET.COM, Surabaya – Negosiasi pembubaran masa aksi #2019GantiPresiden dan kelompok yang mengaku warga Surabaya sempat alot. Kapolrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Rudi Setiawan turun untuk membubarkan kedua massa yang sudah berkumpul sejak pagi di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura 26 Agustus 2018.
Perwira yang pernah menjabat Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini harus harus melakukan dialog dengan kedua kubu agar membubarkan diri. Terlebih pihak yang melakukan aksi #2019GantiPresiden enggan membubarkan diri.
“Saya minta semua membubarkan diri, jangan sampai membuat kondisi Surabaya tidak aman. Masalah pilpres sudah ada aturannya,” ujarnya melalui pengeras suara di tengah-tengah kerumunan massa.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah kedua pihak sempat terjadi saling dorong saat menggelar orasi di depan Gedung DPRD Jatim, sekitar pukul 09.15 WIB. Terlebih pihak ganti presiden enggan membubarkan diri kendati tidak mengantongi izin.
Sejumlah warga mulai melempar botol lantaran aksi #2019GantiPresiden enggan membubarkan diri. Terlebih massa mulai bertambah besar sejak pukul 09.00 WIB
Disusul kehadiran Pemuda Pancasila (PP) sekitar pukul 09.32 WIB dengan mengendarai sepeda motor, yang dipimpin Sekretaris MPC Surabaya, Baso Juherman.
Herman sapaannya, dalam orasinya meminta polisi membubarkan massa yang tidak berizin menggelar aksi. “Jika dalam 20 menit tidak membubarkan diri, kami yang akan membubarkan mereka,” ancam Baso, dalam orasinya.
Rudi mengajak semua warga yang terdiri dari simpatisan NU, Banser, Ansor, dan PP untuk membubarkan diri. Warga bersedia membubarkan diri apabila #2019gantipresiden membubarkan diri terlebih dahulu.
Rudi memimpin pembubaran massa #2019GantiPresiden keluar dari lokasi tersebut, sekaligus membuat barikade agar tidak bercampur dengan masa yang lain. Sekitar pukul 09.59 WIB jalan Indrapura sudah kembali normal.

Sementara itu, Rohman, warga Gembong mengaku akan bertahan untuk membubarkan aksi #2019GantiPresiden yang dianggap ilegal dan tidak memiliki dasar. “Saya biasa jalan-jalan di Tugu Pahlawan, karena ada keramaian, saya putuskan bergabung dan ikut mengusir massa yang berkumpul,” ujarnya.
Saiful, salah satu peserta aksi #2019GantiPresiden mengaku kecewa dengan aparat kepolisian. Menurutnya, aparat terkesan berat sebelah dengan membela aksi lain yang dilakukan warga. “Kita diusir-usir, sedangkan mereka dibiarkan. Ini jelas tidak adil,” katanya.
Dia mengancam akan menyuarakan aksi serupa dengan massa yang lebih besar. Aksi ini dianggap sebagai awal perjuangan untuk mengganti presiden. “Ini baru awal, kita akan kordinasi lagi untuk berjuang bersama,” pungkasnya.
