
Reporter
Rochman AriefSenin, 15 April 2019 - 11:56
Editor
Rochman Arief
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Jakarta – Kampanye negatif yang dilakukan Uni Eropa terhadap ekspor kelapa sawit tidak memberi dampak neraca perdagangan ke Benua Biru. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan perdagangan kelapa sawit antara Indonesia dan Uni Eropa masih positif.
“Secara umum neraca perdagangan ke Eropa masih positif," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin 15 April 2019.
Suhariyanto memaparkan pada Januari-Maret 2019, nilai ekspor ke Uni Eropa adalah sebesar 3,6 miliar dolar AS, sedangkan impornya 3,02 miliar dolar AS.Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia ke Uni Eropa masih surplus sekitar 580 juta dolar AS.
BACA JUGA: Harga Perhiasan Jatuh, Pengaruhi Nilai Ekspor Maret
“Tentu ada situasi yang berbeda-beda, kita dengan Jerman mengalami defisit, dengan Belanda kita surplus. Secara umum masih bagus karena perdagangan masih surplus," paparnya.
Berkaitan dengan nilai ekspor sawit ke beberapa negara di Uni Eropa memang turun. Ekspor ke Inggris misalnya, sepanjang Januari-Maret 2019 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, turun 22 persen.
Begitu juga ke Belanda turut turun 39 persen, termasuk ekspor ke semjumlah negara lainnya seperti Jerman, Italia, dan Spanyol turut turun.
BACA JUGA: BPS: Tidak Ada Provinsi dengan IPM Rendah
Penurunan terjadi karena adanya kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia. “Saya yakin pemerintah sudah mengantisipasinya dan akan bernegosiasi dengan negara-negara Eropa (terkait kampanye negatif),” ucapnya.
Suhariyanto juga mengungkapkan bahwa sawit juga termasuk di dalam komoditas nonmigas yang mengalami penurunan harga pada Maret dibandingkan bulan sebelumnya, seperti minyak kernel, coklat, perak, dan batu bara. (ant)