Logo

Jutaan Talenta Digital Indonesia Siap Ditelurkan PENS dan LearningX

Reporter:,Editor:

Rabu, 22 June 2022 03:00 UTC

Jutaan Talenta Digital Indonesia Siap Ditelurkan PENS dan LearningX

no image available

JATIMNET.COM, Surabaya - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Vokasi bersama Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menggelar kegiatan Workshop LearningX bertema “Menyiapkan Jutaan Talenta Digital Indonesia dengan Kurikulum Merdeka SMK dan Platform LearningX”, Selasa 21 Juni 2022.

Bertempat di Auditorium lt. 6 Gedung Pascasarjana PENS, kegiatan ini dihadiri 250 peserta undangan guru SMK se-Jawa Timur, mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, hingga Malang dan sekitarnya.

Selain itu, turut hadir pula Wakil Direktur PENS Bidang Kerjasama dan Teknologi Anang Sudarsono, perwakilan LearningX Mr. Shin Myung Jae, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, serta Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Tak ketinggalan, Pakar Pendidikan Vokasi Indonesia Wikan Sakarinto juga hadir menjadi narasumber dalam kegiatan ini.

Baca Juga: Kolaborasi Apik Antara PENS dan VKTR, Kembangkan Riset dan Inovasi Kendaraan Listrik

Dalam sambutannya, Wakil Direktur PENS Bidang Kerjasama dan Teknologi Anang Sudarsono mengatakan bahwa PENS yang memiliki pengembangan riset dan teknologi berkolaborasi dengan berbagai industri untuk mengembangkan aplikasi yang mendukung dan membantu pendidikan SMK.

“Dengan mengadaptasi sistem pembelajaran secara daring (online), PENS melakukan kolaborasi dengan LearningX dan guru SMK, dengan harapan dapat mengasah kemampuan para siswa dalam adaptasi perkembangan teknologi,” kata Anang, Selasa 21 Juni 2022.

Kegiatan yang berlangsung kemarin itu ditargetkan untuk para talenta bidang digital dari lulusan sekolah Vokasi, agar menggunakan platform LearningX. Sebagai Pakar Pendidikan Vokasi Indonesia, Wikan Sakarinto menilai talenta bidang digital sangat diperlukan di Indonesia, bahkan dunia, dan cakupannya sangat luas.

“Karena talenta digital adalah kompetensi yang sangat komprehensif, demand dan futurenya masih panjang. Literasi digital ini ada di mana-mana, bahkan di setiap lini kehidupan juga semakin digital. Sekarang kegiatan apa yang tidak ada digitalnya? Sangat semakin sedikit,” kata Wikan.

Baca Juga: 5 Tim Peneliti PENS Sukses Gondol Juara 1 Penelitian Terapan Tingkat Nasional 2021

Selain itu, pola pikir (mindset) talenta digital juga bisa menggerakkan kreativitas untuk menciptakan produk, sehingga dampaknya luar biasa dan sangat-sangat prioritas. Sementara mengenai platform LearningX, adalah program edukasi berbasis digital (e-learning) yang bertujuan untuk menciptakan talenta-talenta digital berkualitas dan mampu bersaing di dunia kerja.

“Di dalamnya ada materi-materi pembelajaran yang menyediakan instruktur dan juga memberikan cara pembelajaran project based dilengkapi dengan mitra industri mereka. Jadi nggak cuma ngajarin, tapi juga bantu nyariin project dari industri, bantu nyari tempat magang di industri, bantu nyari tempat kerja,” ia menjelaskan.

Menurut Wikan, ini sebuah ekosistem e-learning atau LMS (learning management system) yang dilengkapi dengan ekosistem komprehensif. Kurikulum LearningX sudah berstandar industri internasional dan memiliki skalabilitas yang tinggi.

“LearningX itu aplikasi atau ekosistem yang sudah jadi, cuma tinggal ditaruh di atas Kurikulum Merdeka dan link n match 8+i. Semuanya sudah komplit, kurikulum sudah dibikinkan. Maka nanti kalau Kurikulum Merdeka disatukan dengan kurikulum LearningX, itu jadi satu penyelesaian kurikulum yang berbasis industri,” ia menerangkan.

Kurikulum LearningX sangat menerapkan project based learning atau pembelajaran terjun langsung menghadapi konsumen yang nyata. Praktisi pengajar juga disediakan LearningX dari industri terkualifikasi tinggi untuk ikut mengajar siswa dan juga guru-gurunya.

“LearningX sudah menciptakan ekosistem jejaring dengan banyak industri, baik dari Korea atau Indonesia. Itu nanti jadi tempat magang, ikut membantu penyerapan lulusan. Industri itu nanti bisa memberikan project untuk based learning,” ia menekankan.

Karena itu, Wikan pun optimis tawarkan LearningX, mengingat ini menjadi sebuah jawaban solusi yang memudahkan para Kepala SMK untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan link n match 8+i plus Merdeka Belajar dengan sekomprehensif mungkin.

“Di Korea sistem itu sudah teruji, dan sekarang diuji cobakan 1-2 tahun terakhir ini di beberapa SMK di Indonesia dan hasilnya bagus. Nah kita mau ekspansi sekarang ke ratusan SMK yang lain,” ia menandaskan.

Ia menargetkan 10 ribu siswa SMK khususnya di Jawa Timur mendaftar dan bergabung untuk ditraining dengan platform LearningX ini. Namun semua itu kembali ke SMK-nya yang memutuskan apakah mendaftarkan diri atau tidak. Di Jatim sendiri, hampir 100 SMK yang sudah tergabung. Sementara di Indonesia sekitar 350 SMK.

“Konteks ini kita pertajam lagi karena banyak SMK ketika bergabung masih meletakkan LearningX sebagai ekstrakulikuler, hanya jadi pekerjaan tambahan siswa. Kalau bisa ini melebur betul dalam kurikulum, itu sudah ada kajiannya. Jadi ini semacam learning management system (LMS),” ia mengingatkan.

Di lain pihak, perwakilan LearningX Mr. Shin Myung Jae mengungkapkan bahwa platform ini merupakan bentuk kemajuan teknologi yang dapat membantu pelajar maupun mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

“LearningX ini sudah banyak mengantarkan kesuksesan dalam menghadapi teknologi. Langkah dalam LearningX tentu akan berdampak pada kecakapan pelajar di era kemajuan teknologi,” kata Mr. Shin memungkasi.