Logo

Jurus Tim Kampanye Mahfud Arifin Pecah Belah Partai Tidak Efektif, PDI Perjuangan Makin Solid

Ketua DPP PDIP: Machfud Arifin-Mujiaman Sebaiknya Kedepankan Etika Politik, Lagu Habisi Risma Terbukti Gagal
Reporter:

Minggu, 29 November 2020 05:40 UTC

Jurus Tim Kampanye Mahfud Arifin Pecah Belah Partai Tidak Efektif, PDI Perjuangan Makin Solid

RAKERCABSUS: Rakercabsus DPC PDI Perjuangan Surabaya. Foto: Dokumen DPC PDIP Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat menegaskan, meski jagoannya Eri-Armuji selalu dikepung, difitnah, dan lawan mencoba terapkan politik pemecah belah, politik sembako, dan anggaran kampanye yang begitu besar.

Namun apa yang dilakukan justru menambah soliditas PDI Perjuangan dan semakin kuatnya dukungan masyarakat ke pasangan nokor 1 penerus Risma tersebut.

“Jurus pemecah belah tidak efektif dan itu justru membuktikan rendahnya etika dan moralitas tim kampanye nomor 2 tersebut. PDI Perjuangan makin solid. Apa yang dilakukan mereka dengan merekrut Seno atau Jagad Hariseno adalah langkah panik, karena memang tidak punya rekam jejak unggulan,” kata Djarot, Minggu 29 November 2020.

Mantan Wali Kota Blitar itu menilai, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman ini tidak mempunyai program untuk Kota Surabaya nantinya ke depan itu seperti apa dan bagaimana. Sebab, terlihat jelas, permainan politiknya lebih banyak menjelek-kan Risma, Eri Cahyadi dan Armuji.

“Lihat saja Lagu Habisi Risma, yang terjadi malah arus balik dan menguatnya dukungan paslon nomor 1,” ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Hal senada dengan Djarot, Puti Guntur Soekarno juga tidak tinggal diam. Dia juga berpendapat, dalam pemilihan kepala daerah, termasuk Kota Pahlawan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati itu tidaklah asal ambil keputusan.

Sebab, Puti sendiri mengetahui persis bagaimana sosok Ibu Megawati dalam mengambil keputusan dan selalu hati-hati dan penuh pertimbangan.

“Yang di kedepankan oleh Ibu Megawati adalah kepentingan rakyat Surabaya, kemajuan kotanya, dan Eri dinilai paling pantas melanjutkan kepemimpinan Risma-Wisnu,” kata Puti Guntur.

“Ketika Mas Armuji sosok senior Partai ditetapkan sebagai calon wakil, maka disitulah kepentingan masyarakat Surabaya dikedepankan,” imbuh Puti dengan penuh semangat.

Cucu Presiden Sukarno tersebut justru meminta seluruh simpatisan, anggota, dan kader Partai untuk terus berjuang dengan penuh keyakinan bersama rakyat untuk menangkan Eri Cahyadi-Armuji. Lawan telah terapkan politik devide et impera. Jangan terengaruh. Mereka tidak percaya diri.

“Saya yakin, apa yang disampaikan saudara Seno tidak banyak pengaruhnya. Kita terus tegak lurus bersama Ibu Megawati untuk kehebatan Surabaya. Mari maju bersama PDI Perjuangan, galang kekuatan rakyat”, ujar Puti dengan bergelora.

Apa yang dilakukan Tim Kampanye Machfud Arifin-Mujiaman termasuk mendaur ulang wawancara Ketua DPD PDIP Jatim, Kusnadi pada bulan Juni yang lalu. Hal itu, semakin menambah deretan masalah etika dan moralitas kepemimpinan paslon nomor 2 tersebut.

“Politik segala cara telah dimainkan. Apa yang mereka lakukan telah merendahkan martabat rakyat Surabaya bahwa sepertinya pemimpin itu bisa dibeli dengan uang,” ujar Kusnadi yang sekaligus Ketua DPD Jatim tersebut.

“Mereka lupa bahwa jurus adu domba, pamer mobil mewah, pamer logistik dan pamer lagu Habisi Risma adalah jurus dan strategi kampanye yang jauh dari etika dan moral politik. Jiwa kepahlawanan rakyat Surabaya, justru semakin kuat menyatu dengan kepemimpinan Risma, Eri dan Armudji,” Kusnadi memungkasi.