Logo

Jombang Diterjang Banjir, Faktornya Karena Sendimen Gunung Kelud dan Sampah

Reporter:,Editor:

Sabtu, 06 February 2021 12:20 UTC

Jombang Diterjang Banjir, Faktornya Karena Sendimen Gunung Kelud dan Sampah

TINJAU. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau tanggul yang jebol di Jombang, Sabtu 6 Februari 2021. Foto: Humas Pemprov Jatim/Dokumen

JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan banjir di Jombang karena beberapa faktor yakni sedimentasi dan sampah.

Sendimentasi disebabkan dari material erupsi Gunung Kelud beberapa tahun lalu. Sedangkan sampah menyumbat infrastruktur yang sudah mulai rusak, sehingga mengakibatkan tanggul jebol.

"Jadi ada beberapa variabel yang menyebabkan banjir di sini. Tadi saya dapat video dari tim BBWS. Ada sampah yang sangat banyak di badan sungai dan menyebabkan penyumbatan," ujar Khofifah, Sabtu 6 Februari 2021.

Masalah sendimentasi di Sungai Kunto terbilang terlalu tinggi. Kondisi itu berpengaruh saat curah hujan tinggi, sehingga aliran Sungai Konto juga membawa material dan menyebabkan Tanggul Kontogude atau Rolag 70 di Desa Bugasur Kedaleman Kecamatan Gudo Jebol.

Baca Juga: Banjir Bangil Disebabkan Penurunan Tanah

Khofifah menuturkan, tanggul yang jebol mencapai 15 meter. "Ada kebutuhan revitalisasi check dam. Kemudian sediementasi akibat erupsi juga beberapa harus dinormalisasi," kata dia.

Untuk penanganan jangka pendek, Khofifah menyampaikan, telah ada jumbo bag, bio bag dan long arm eskavator yang disiagakan di lokasi tanggul jebol. Segera dalam beberapa hari ke depan penguatan dilakukan.

Pihak BBWS dan Pemprov Jatim memasang jumbo bag dengan ditopang tiang pancang dari kayu serta sesek sebagai penahan. "Insy Allah penahan ini akan mampu membendung 80 persen aliran air untuk tidak meluap ke jalan raya. Semoga dalam waktu dua sampai tiga hari ini selesei," tegasnya.

Jangka panjang, Pemprov Jatim akan melakukan kordinasi dengan kementerian PUPR untuk memfokuskan pada revitalisasi tanggul. Disamping melakukan check dam, dan normalisasi sungai.

Baca Juga: Hujan dan Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang hingga Banjir Bandang

Khofifah mengajak semua pihak untuk ikut aktif memantau kondisi sungai di wilayahnya. Mulai dari kepala daerah, relawan jogo kali, hingga organisasi peduli lingkungan diharapkan untuk menggalakkan revitalisasi sungai.

Ia juga meminta masyarakat melakukan revegetasi dan menjauhkan kebiasaan membuang sampah di sungai. "Tolong sama-sama memantau dan aktif mengingatkan. Bahwa masyarakat jangan membuang sampah langsung ke sungai. Karena dampaknya tentu jangka panjang, seperti banjir," tegasnya.

Berdasarkan data yang ada per Sabtu 6 Februari 2021 tercatat 513 orang pengungsi akibat banjir di Jombang. Pemprov Jatim telah menyiapkan posko pengungsian dan dapur umum.

Total tercatat empat dusun yang terdampak banjir yaitu Plosorejo, Manisrenggo, Kandangan, dan Prayungan, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Jombang. Banjir merendam 765 unit rumah yang dihuni oleh 2.963 jiwa.