Kamis, 03 October 2019 11:02 UTC
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat meninggalkan Gedung Islamic Center Surabaya, setelah melantik PW DMI, Kamis 3 Oktober 2019. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta masjid membantu mengurangi kemiskinan dan bisa juga memiliki fungsi ekonomi. Karena itu JK, sapaannya, berharap Dewan Masjid Indonesia (DMI) tidak melarang orang berjualan di sekitar masjid.
“Sekarang sudah banyak pedagang di masjid kalau habis salat Jumat. Alhamdulillah. Jangan dilarang, biar saja,” kata JK usai melantik Pimpinan Wilayah (PW) DMI Jatim periode 2019-2024 di Gedung Islamic Center Surabaya seperti diwartakan Baehaqi Almutoif, Kamis 3 Oktober 2019.
Para pedagang, lanjutnya, dapat menggerakkan ekonomi masyarakat yang berjualan di sekitar masjid. Orang nomor dua di pemerintahan RI itu juga meminta ada kombinasi antara dewan masjid dengan lembaga perbankan.
Kerja sama ini diharapkan agar pedagang memiliki akses perbankan, baik bank syariah maupun bank umum, untuk mendapat kredit modal.
BACA JUGA: JK Tepis Anggapan untuk Kembalikan Dwi Fungsi TNI
“Itulah program yang sedang kami jalankan. Ke depannya bisa melakukan pelatihan di masjid. Undang orang perindustrian, bicara bagaimana industri kecil bisa dikelola dan sebagainya,” urainya.
JK berharap perdagangan di masjid meningkatkan perekonomian warga dan bukan sekadar sebagai tempat majelis taklim.
Pada kesempatan sebelumnya, JK mengingatkan teknologi dan modernisasi yang dipadukan dengan pendidikan bisa mendorong kemajuan. Menurutnya teknologi bisa membuat semua orang dari berbagai negara saling berkomunikasi menggunakan internet.
BACA JUGA: Pesan Ma'ruf Amin Buat Ortu Beranak Tiga atau Lima
Namun dengan semakin pesatnya modernisasi hal itu bisa menimbulkan hal positif dan negatif. “Teknologi juga dapat menyebabkan kerusuhan,” ujarnya di sela peresmian pembangunan masjid dan menara di Pondok Modern Darussalam Gontor beberapa jam sebelumnya.
JK juga mengingatkan penggunaan teknologi untuk pengetahuan, bukan mengarah ke hal-hal negatif. Kemajuan teknologi harus disertai dengan pendidikan yang baik, seperti ekonomi syariah.
Teknologi, lanjut JK, bisa menciptakan bangsa yang selalu diperhatikan. Yakni bangsa yang kaya atau bangsa yang nakal. “Indonesia tidak berada di keduanya, sehingga sangat jarang diperhatikan dunia,” JK memungkasi.