Sabtu, 29 September 2018 00:00 UTC
Suasana ruang komando dan sistem East Java Smart Province (EJSP) di Diskominfo Jatim. FOTO Nani Mashita.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperkenalkan program digital yang disebut East Java Smart Province (EJSP), Jumat 28 September 2018. Fokus dari program tersebut memanfaatkan industri manufaktur dalam kemasan digital.
BACA JUGA : Hadapi Revolusi Industri, Untag-DPD RI Uji Sahih UU Guru dan Dosen
Sekdaprov Heru Tjahjono mengatakan lewat EJSP ini Jatim dapat mewujudkan sistem data digital yang terintegrasi. Data ini akan dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim dengan kontributor data dari seluruh perangkat daerah di Jatim.
BACA JUGA : Revolusi Industri 4.0 Bisa Tingkatkan Kompetisi Global
“Sehingga dapat saling berkomunikasi dan terhubung antar satu aplikasi dengan aplikasi lainnya, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim ini menambahkan, dalam era revolusi industri 4.0, ekonomi digital akan menjadi tulang punggung kemajuan suatu daerah. Karena itu, EJSP hadir untuk pemanfaatan ekonomi digital agar semakin optimal, khususnya pada sektor industri.
BACA JUGA : Enam Industri Korsel Tanamkan Investasi 446 Juta Dolar
Heru mencontohkan, salah satu fokus dari pemanfaatan ekonomi digital adalah di industri manufaktur. Sebab berdasarkan data dari Pemprov Jatim, kinerja industri manufaktur cukup positif.
“Pada triwulan I Tahun ini, industri manufaktur mikro dan kecil di Jatim tumbuh 14,42 persen atau berada diatas rata-rata nasional yang tumbuh 5,25 persen. Sedangkan untuk manufaktur sedang dan besar tumbuh 7,45 persen di atas rata-rata nasional 5,01 persen,” urainya.
BACA JUGA : Semester Pertama Investasi Industri Tembus Rp122 Triliun
Sementara tingkat pertumbuhan industri manufaktur ini terbukti mampu mengangkat PDRB Jatim menjadi Rp 219 triliun tahun lalu. Dimana 92,48 persennya berasal dari masyarakat, dengan industri UMKM selaku penopang utama.
Dengan memanfaatkan ekonomi digital, potensi besar UMKM yang dimiliki Jatim dapat dikembangkan sebagai produsen.
BACA JUGA : Perguruan Tinggi Masuk Era 4.0 Harus Mampu Melakukan Inovasi Disrupsi
“Ekonomi digital harus didorong untuk menyediakan digital raw material atau informasi bahan baku digital. Jika proses digital raw material ini berjalan efektif, maka bisa mengurangi ketergantungan pada produk impor. Sehingga neraca perdagangan kita bisa surplus,” pungkasnya.