Selasa, 24 March 2020 10:33 UTC
Djoko Kuswanto saat menjajal face shield mask buatan ITS di RS Universitas Airlangga, Selasa 24 Maret 2020. Foto: Restu Cahya.
JATIMNET.COM, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan salah satu produk face shield mask yang diproduksi sendiri. Alat Pelindung Diri (APD) bisa digunakan tenaga medis dalam mencegah penyebaran wabah virus corona atau Coronavirus Disease 19 (covid-19).
Kepala Laboratorium Integrated Digital Design Departemen Desain Produk Industri ITS selaku inventor, Djoko Kuswanto mengungkapkan bahwa target produksi face shield mask ini dapat memenuhi 500 sampai 1.000 item setiap hari.
“Sejak Sabtu (21 Maret 2020) lalu, gagasan ini telah diupayakan untuk mencapai target tersebut,” kata Djoko, Selasa 24 Maret 2020.
Dikatakan Djoko, panic buying atau belanja berlebihan menjadi salah satu bentuk respon masyarakat terhadap merebaknya covid-19 ini. Dampaknya, dunia medis terpengaruh dengan berkurangnya APD akibat panic buying, yang sangat dibutuhkan tenaga medis.
BACA JUGA: Gandeng RS Unair, ITS Ciptakan Tiga Inovasi Tangani Covid-19
Penurunan jumlah APD inilah yang menjadi alasan ITS bersama Asosiasi Printer 3D Indonesia untuk ikut memberikan bantuan APD, dengan memproduksi face shield mask ini.
Djoko yang juga Koordinator Asosiasi Printer 3D Indonesia chapter Jatim ini menjelaskan, face shield mask dipilih karena mudah dibuat dengan estimasi waktu yang terbilang cepat.
“Masker menjadi kebutuhan yang mendesak saat ini,” ungkapnya.
Sementara itu, ketika ditanya perihal distribusi produk, dengan tegas Djoko menyampaikan bahwa topeng ini hanya diperuntukkan bagi lembaga klinis yang membutuhkan.
BACA JUGA: Perangi Virus Corona ITS Semprotkan Disinfektan
“Pembagian ini tanpa biaya, dan memiliki prosedur distribusi yang tidak sembarangan. Kami tidak ingin ada kesalahan penyaluran kepada yang kurang membutuhkan,” tegasnya.
Pihaknya pun telah membuat tim menjadi empat divisi, yaitu pendataan permintaan, produksi, perakitan, dan distribusi. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk upaya mencegah terjadinya kesalahan dalam penyaluran masker gratis ini.
“Bagi lembaga klinis yang ingin mengajukan kebutuhan, alur yang harus ditempuh adalah dengan menyiapkan surat permintaan resmi dan melampirkannya bersama formulir online yang disediakan,” urainya.
Lebih lanjut, untuk detail dari prosedur dapat diketahui melalui narahubung tim penggerak produksi face shield mask ini, termasuk Djoko sendiri. Sebelumnya ITS telah berinovasi merancang sejumlah perangkat disinfeksi.