Logo

Isu Penculikan, Dispendik: Waspada Penjemput Orang yang Dicurigai

Reporter:,Editor:

Rabu, 26 February 2020 05:00 UTC

Isu Penculikan, Dispendik: Waspada Penjemput Orang yang Dicurigai

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Maraknya isu penculikan di sejumlah daerah, termasuk di Kota Surabaya. Pemkot Surabaya mengimbau warga tetap waspada dan tidak termakan hoaks atau informasi bohong.

Tidak hanya itu, Dinas Pendidikan Surabaya juga meminta pihak sekolah ikut waspada, memastikan keamanan siswa-siswi yang sekolah itu aman dan orang yang menjemputnya itu benar-benar keluarganya.

Bahkan, apabila penjemput itu bukan orang yang biasanya menjemput, diminta untuk tetap ditahan dulu untuk menjaga keamanannya. "Misal, orangnya mengatakan, kalau dirinya disuruh mamanya. Nah, tolong jangan mudah percaya dengan hal-hal semacam ini," kata Kabid Sekolah Dasar Dispendik Surabaya Aries Hilmi, Selasa 25 Februari 2020.

BACA JUGA: Upaya Penculikan Terjadi di Probolinggo, Anak SD Nyaris Jadi Korban

Di samping itu, Dinas Pendidikan Surabaya sudah mengadakan pelatihan bekerjasama dengan Polrestabes Surabaya, terkait antisipasi penculikan anak. Dalam pelatihan itu, pihak keamanan, guru, dan kepala sekolah dilatih untuk mengenali gerak-gerik orang yang mencurigakan.

"Harapan kami, pihak sekolah bisa mengetahui gerak gerik orang yang mencurigakan, sehingga lebih gampang antisipasinya," katanya.

Selain itu, pihak sekolah juga diminta untuk menutup pintu gerbang sekolah pada saat jam pelajaran hingga boleh dibuka kembali pada saat pulang sekolah. Makanya, dia juga meminta para orang tua untuk membekali anak-anaknya supaya tidak jajan sembarangan.

"Jadi, ketika anak-anak berada di sekolah, sudah kami lakukan antisipasinya. Namun, kami juga berharap pihak orang tua juga menjaga anak-anak ketika berada di rumahnya masing-masing," imbuhnya.

BACA JUGA: Marak Isu Penculikan, Warga Diimbau Waspada dan Tidak Termakan Hoaks

Di lain pihak, Kepala Bidang Kesejahteraan Keluarga DP5A Antok Handiyono menambahkan, pihaknya sudah menggelar berbagai pembinaan di sekolah-sekolah dan juga pembinaan kepada remaja dan keluarga. Intinya, pembinaan itu diharapkan dapat membangun kedekatan orang tua dengan anak-anaknya.

"Kami juga selalu menyampaikan kepada pihak keluarga untuk tidak membiarkan anak-anaknya bermain sendirian,” kata Antok.

Dalam setiap pembinaan, anak-anak juga selalu diminta berani menolak pemberian orang yang tidak dikenal. Selain itu, sosialisasi dan pembinaan kepada remaja juga menyasar tentang anggota tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh.

"Namun, yang perlu kami garis bawahi adalah peran orang tua juga sangat besar dalam menjaga keamanan dan antisipasi penculikan anak ini, sehingga orang tua harus bersinergi dengan pihak sekolah untuk bersama-sama menjaga anak-anak kita di Surabaya ini,” tegasnya.