Logo

Inka Bangun Pabrik, SMK di Banyuwangi dan Jember Siap Pasok Tenaga Kerja

Reporter:,Editor:

Rabu, 17 July 2019 10:58 UTC

Inka Bangun Pabrik, SMK di Banyuwangi dan Jember Siap Pasok Tenaga Kerja

SMK. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau kegiatan pembelajaran pelajar SMK Negeri 1 Glagah jurusan mesin. Foto : Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banyuwangi dan Jember akan membuka kelas khusus di tahun ajaran baru ini, guna memasok tenaga kerja di Pabrik PT Industri Kereta Api (Inka). Pabrik yang terletak di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, ditargetkan selesai tahun 2020.

Direktur Utama PT Inka Budi Noviantoro mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan beberapa SMK di Banyuwangi. Di antaranya dua kelas di SMK Negeri 1 Glagah, dan kelas baru di SMK Cordova di Kecamatan Tegalsari.

Dua kelas khusus di SMK Negeri 1 Glagah masuk ke jurusan yang sudah terlaksana, yakni las dan mesin. Sebagian ditujukan untuk mengisi kebutuhan tenaga di pabrik baru Inka di Banyuwangi.

"Kami membantu komersialkan tenaga yang bisa masuk industri kereta api," kata Budi dalam sambutannya di aula SMK Negeri 1 Glagah, Rabu 17 Juli 2019.

BACA JUGA: PT INKA Resmi GroundbreakingPabrik Kereta Api di Banyuwangi

Dia mengatakan, industri kereta api bersifat khusus hingga membutuhkan tenaga yang kompeten. Sebagian lulusan kelas khusus yang berprestasi akan direkomendasikan masuk ke program studi Perkeretaapian Politeknik Negeri Madiun (PNM).

Mereka yang tidak hendak melanjutkan pendidikan dipersilahkan melamar ke pabrik baru Inka, dan mengikuti proses seleksi.

Pelamar yang lolos seleksi akan dilatih di Inka Madiun selama tiga bulan, sebelum bekerja di pabrik Banyuwangi. 

"Yang lolos tes di-training di Madiun selama tiga bulan, baru bekerja. Di Madiun ada training center yang dilengkapi home base," papar Budi.

BACA JUGA: Penerapan Teknologi Pembuatan Kereta di Banyuwangi Dikerjakan Investor

Kepala SMK Negeri 1 Glagah, Panuri, mengatakan kelas khusus dan kelas normal jurusan las dan mesin memiliki beberapa perbedaan.

Pertama, kelas khusus menerima kurikulum mengikuti kebutuhan industri perkeretaapian.

"Yang lain ikut kurikulum nasional, ini 100 persen ikut kurikulum dunia industri terkait," kata Panuri.

Selain kurikulum pelajaran, Inka juga mendukung dengan mendatangkan guru tamu dan peralatan praktik. Masing-masing kelas berisi maksimal 36 siswa yang akan diseleksi dari kalangan siswa yang baru masuk tahun ini.

BACA JUGA: PT INKA Bidik Pasar di Empat Negara

Pembukaan kelas khusus perkeretaapian itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Hadir juga perwakilan dari beberapa SMK lain seperti SMK Negeri Ihya Ulumuddin, SMK Muhammdiyah 2 Rogojampi, dan SMK Negeri 2 Jember.