Logo

Inilah Gaya Biker Disabilitas Surabaya Meriahkan Kemerdekaan RI

Reporter:

Minggu, 19 August 2018 06:08 UTC

Inilah Gaya Biker Disabilitas Surabaya Meriahkan Kemerdekaan RI

Sejumlah pemotor yang tergabung dlam Disable Motorcycle Indonesia Surabaya melakukan konvoi menyambut Kemerdekaan Ri ke-73, Minggu 19 Agustus 2018. FOTO: Fahmi Aziz.

JATIMNET.COM, Surabaya – Meski memiliki keterbatasan fisik, pengendara motor (biker) roda tiga mempunyai cara tersendiri memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-73.

Seperti yang dilakukan oleh Disable Motorcycle Indonesia (DMI) Kota Surabaya, Minggu, 19 Agustus 2018. Komunitas ini menggelar parade berkeliling Kota Pahlawan dengan motor khas bagi disablitas, beroda tiga.

Sebelumnya, motor mereka dirias sedemikian rupa dengan pita merah putih dengan akaesoris lainnya bertemakan kemeredekaan. Terlihat ada sebagian dari mereka juga memakai kostum loreng khas pejuang zaman dulu.

Ketua Komunitas DMI Surabaya, Suntoro Dani (39) mengatakan, ini merupakan karnaval perdana mereka yang khusus memperingati Hari Kemerdekaan. Biasanya mereka sering melakukan pawai keliling kota setiap memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh setiap tanggal 3 Desember.

“Kami juga ingin turut serta merayakan kemeredekaan, kami juga mengenalkan kepada warga Kora Surabaya kalau ada komunitas biker untuk kalangan disabilitas di Surabaya,” katanya di lokasi start, Taman Kunang-Kunang, Pandegiling, Surabaya.

Rute yang dilalui adalah Taman Kunang-Kunang-Middle East Ring Road (MERR) Jalan Ir Soekarno-Hatta – Jalan Kedung Baruk-Jalan Panjang Jiwo – Bratang – Jalan Bung Tomo – Jalan pandegiling – Tunjungan Plaza – Jalan Bubutan – Tugu Pahlawan dan kembali ke Taman Kunang-Kunang.

Selain berkeliling, mereka juga bakal melakukan aksi galang donasi untuk korban bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia melihat hingga saat ini, bencana di Lombok telah banyak memakan korban.

“Mungkin tidak meninggal, tapi ada yang menjadi cacat. Belum lagi, mungkin di sana ada banyak saudara-saudara kita yang menjadi korban,” katanya di lokasi start, Taman Kunang-Kunang, Pandegiling, Surabaya.

Nantinya, lanjut dia, bantuan itu bakal dititipkan ke komunitas sepeda motor lainnya, salah satunya motor CB Surabaya untuk disalurkan ke korban terdampak di Lombok.

Sementara komunitas DMI ini sudah berdiri sejak 2010. Di usia kedelapannya, lanjut Suntoro, banyak kegiatan yang bergerak di bidang sosial, khusunya bagi sesama penyandang disabilitas di Surabaya. “Kita lihat kekurangan apa mereka, dan apa yang bisa kita bantu,” ungkapnya.

Termasuk di dalam menyediakan info lowongan pekerjaan yang sesuai dengan para penyandang disabilitas. Ia mengakui sebagai penyandang disabilitas, seringkali kesulitan mencari pekerjaan. Sehingga sumber daya mereka tidak dapat tersalurkan.

Hal itu juga yang dialami Suntoro. Usai lulus sebagai sarjana hukum lulusan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, ia berdagang. “Saat itu saya berdagang kresek, kemudian setelah masuk saya ditawari pekerjaan, hingga saat ini menjadi staf notaris,” ungkapnya bersyukur.