Logo

Ini Penjelasan BMKG Fenomena Segitiga Masalembu

Reporter:,Editor:

Selasa, 27 August 2019 01:59 UTC

Ini Penjelasan BMKG Fenomena Segitiga Masalembu

Ilustrasi: BMKG

JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak mengakui arus laut di perairan Maselembu memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan kawasan perairan lainnya.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Tanjung Perak, Sutarno menjelaskan, perairan Masalembu saat ini diterpa angin muson yang berembus dari Australia menuju Filipina.

Sementara untuk arah arus laut di perairan itu, arus terbelah menuju dua pulau, yakni menuju barat melintasi Laut Jawa hingga Sumatera dan ke arah utara menuju Selat Makasar yang memisahkan Sulawesi dan Kalimantan.

BACA JUGA: Awan Kelabu di Masalembu

“Angin muson terjadi karena adanya tekanan tinggi dari Australia, tapi arus di perairan ini menuju barat ke arah Sumatera,” ungkap Sutarno di Pelabuhan Tanjung Perak, Senin 26 Agustus 2019.

Dikonfirmasi mengenai banyaknya kapal yang tenggelam di Segitiga Masalembu, ia menyebut fenomena itu masih didalami. “Ya itu, orang banyak yang bilang Masalembu adalah Segitiga Bermuda-nya Indonesia,” ujarnya.

Perairan Masalembu dikenal memiliki lalu lintas kapal yang cukup padat. Banyak kapal dari Surabaya ke Sulawesi atau Kalimantan dan sebaliknya, selalu melalui perairan ini. Begitupula dengan kapal-kapal dari dan menuju Papua, Maluku hingga Indonesia Timur.

BACA JUGA: Sebanyak 143 Penumpang KM Santika Nusantara Berhasil Dievakuasi

Mengenai arus gelombang, Sutarno menyebut ketinggian gelombang masih dalam kategori normal. “Pada saat kejadian (terbakarnya KM Santika Nusantara) ketinggian gelombang antara 2 sampai 4 meter, dan cuacanya cerah,” tambahnya.

Mengenai arus tersebut, ia menjelaskan tidak memiliki pengaruh dengan kebakaran KM Santika Nusantara. “Rute kapal besar seperti Pelni tidak pengaruh, kami sudah lakukan analisis. Kalau kapal kecil bisa jadi memberi dampak” tambahnya.

Untuk itu, lanjut Sutarno, dia mengimbau kepada nelayan di sekitar lautan untuk mengutamakan keselamatan saat melaut.

“Kami sudah ada grup Whatsapp untuk para nelayan, yang penting jaga keselematan, pelayaran harus direncanakan, agar menghemat tenaga nelayan,” pesannya.