Kamis, 16 January 2020 09:49 UTC
PEMILIKNYA KABRU. Petugas menunjukkan obat kuat yang berbentuk tisu di tas salah satu pelajar saat dilaksanakan razia di sebua warung kopi, Kamis 16 Januari 2020. Foto: Karina Norhadini.
JATIMNET.COM, Mojokerto – IF, salah satu pelajar laki-laki yang terjaring razia Satpol PP Kota Mojokerto lantaran bolos sekolah membenarkan sebagai admin grup Whatsapp, ‘Loss Wong Lanang’.
Grup tersebut beranggotakan pelajar laki-laki di Kota Mojokerto, yang seluruhnya menjadi admin. Aktivitas setiap harinya adalah membagikan foto dan video, selain obrolan dewasa.
“Awalnya hanya ngopi. Kadang-kadang share (membagikan) foto-foto dan video porno. Tapi untuk video jarang dibagikan,” kata IF, kepada Jatimnet.com, setelah ponselnya diperiksa petugas Satpol PP, Kamis 16 Januari 2020.
Namun saat diperiksa petugas Satpol PP, cukup banyak foto dan video konten dewasa yang ada di dalam grup. Foto dan video tersebut dibagikan anggota grup lain.
BACA JUGA: Ditemukan Obat Kuat dan Ponsel Berisi Video Dewasa dalam Razia Pelajar
IF yang merupakan salah satu pelajar di sebuah SMA Negeri di Kota Mojokerto mengaku bergabung dan jadi admin sejak naik kelas XI. Dia mengaku semua anggota secara otomatis dijadikan admin, termasuk dirinya.
Dia juga mengaku kerap nongkrong bersama kawan-kawannya di warung kopi yang dirazia Satpol PP Kota Mojokerto. Bahkan hampir setiap Sabtu dia berada di warung kopi yang dirazia.
"Tadi terlambat masuk sekolah. Jika terlambat tidak boleh masuk, akhirnya ngopi di tempat itu. Saya juga malu, gak akan mengulangi lagi,” IF menerangkan.
Sementara itu, Sekretaris Satpol PP Kota Mojokerto, Sugiono (bukan Sugianto seperti yang tertulis di berita sebelumnya) mengatakan IF satu dari belasan pelajar yang dirazia lantaran bolos sekolah di warung kopi, Lingkungan Wates, Kecamatan Magersari.
BACA JUGA: Satpol PP Kota Probolinggo Tangkap Enam Siswa SMA Bolos, Dapati Video Porno
Sejumlah barang bukti yang diamankan petugas Satpol PP di antaranya rokok elektrik atau vape, obat kuat yang terbuat dari tisu biasa juga disebut tissue magic, serta ponsel yang berisi grup Whatsapp yang penuh konten pornografi.
“Kami berencana mendatangkan konseling, karena di Mojokerto ada bimbingan tersebut,” kata Sugioono.
Dia menambahkan, petugas akan melakukan penelusuran terkait grup WA pelajar yang mengarah ke pornografi. Menurutnya pornografi mengarah ke tindak pidana umum. Hal ini membuat Satpol PP juga akan berkoordinasi dengan polisi untuk menangani pidana umum.
Sebelumnya sekitar sebelas pelajar dari dua sekolah negeri dirazia Satpol PP di sebuah warung kopi pada Kamis 16 Januari 2020, sekitar pukul 09.00 WIB.