Minggu, 05 December 2021 13:00 UTC
Salah seorang petugas BAZNAS Tanggap Bencana saat melakukan catatan bencana di sekitar lokasi dampak erupsi Gunung Semeru, Minggu 5 Desember 2021. Foto: Bruriy Susanto
JATIMNET.COM, Lumajang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat, kronologi kejadian erupsi Gunung Semeru kali ini, berawal dari gugurnya awan panas Gunung Api Semeru, pada hari Sabtu, 4 Desember 2021 pukul 15.20 WIB, yang mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Berdasarkan data dari BPBD Jawa Timur, saat ini visual Gunung Api Semeru masih tertutupi kabut, disertai hujan dengan intensitas sedang dan aktivitas APG masih terus berlangsung. Disisi lain, BPBD Kabupaten Lumajang tetap memonitor dan melakukan koordinasi dengan PPGA tentang perkembangan guguran awan panas Gunung Semeru.
Sementara pada Pukul 16.40 WIB, getaran pada seismograf terpantau sudah mengecil. Adapun beberapa titik lokasi pengungsi yang telah ditetapkan BPBD Jatim, antara lain berada di Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Kamarkajang, rumah warga yang aman, Masjid Jarit, Kecamatan Candipuro.
Baca Juga: Korban Meninggal akibat Erupsi Semeru Sementara 14 Orang
Hingga saat ini, BPBD Jatim dan Kab Lumajang masih terus melakukan pendataan terkait jumlah pengungsi. Tingkat aktifitas Gunung Semeru sendiri berada di Level II (Waspada). Dimana beberapa lokasi yang terdampak antara lain berada di Kecamatan Pronojiwo, diantaranya Desa Curah Kobokan, Desa Supiturang dan Kecamatan Candipuro, utamanya di Desa Sumberwuluh.
Adapun dampak yang terjadi akibat Gunung Semeru, antara lain putusnya jembatan Gladak Perak, Desa Curah Kobokan, sehingga beberapa lokasi tidak bisa diakses dari Kab. Lumajang dan alternatifnya memutar melalui Kab. Malang. Sementara itu beberapa rumah yang berada di Desa Curah Koboan tertutup material vulkanik.