Kamis, 22 November 2018 10:00 UTC
Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya - Sejumlah universitas dai Indonesia dan Malaysia bekerjasama dalam melakukan riset di bidang pangan, pertanian dan energi baru terbarukan. Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Indonesia, Ocky Karna Radjasa mengatakan kerjasama itu dituangkan dalam bentuk Indonesia Malaysia Research Consortium (IMRC).
Menurut Ocky, komitmen kerjasama melalui IMRC ini akan mampu membentuk regulasi dalam membantu menyelesaikan permasalahan di risset teknologi dan pendidikan tinggi.
"Terdapat 10 program riset yang difokuskan pada Ristekdikti, dan dalam IMRC ini terdapat tiga bidang yang akan diriset yakni pangan dan pertanian, energi baru dan terbarukan," kata Ocky dalam konferensi pers IMRC Forum 2018, Kamis, 22 November 2018.
Kerjasama IMRC tersebut akan dilakukan antara delapan Universitas di Malaysia dan 28 Universitas yang ada di Indonesia, salah satunya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dari Indonesia dan Universitas Teknologi Malaysia. Sementara itu, topik yang akan diperdalam ada pada dua bidang, yakni bidang pengobatan dan bidang disaster managemen.
Rektor ITS Joni Hermana mengatakan kerjasama ini dilakukan dengan tujuan membangun kebersamaan yang saling mengisi serta melengkapi terkait energi baru dan terbarukan.
"Nantinya dalam rangkaian riset akan ada kegiatan student exchange, diskusi dan lainnya," tambahnya. Dalam proses penelitian nantinya, tidak menutup kemungkinan universitas yang tergabung dalam IMRC akan berfokus pada bidang-bidang untuk menyelesaikan masalah di Indonesia sehingga hasil penelitian mempunyai dampaknya dalam masyarakat.
Adapun bidang-bidang yang menjadi prioritas Ristekdikti bisa menjadi opsi ITS dalam mengambil bidang yang akan diteliti misalnya energi maritim, maupun pertanian. Banyaknya kesamaan fokus riset dengan wilayah yang strategis antara Negara Indonesia dan Malaysia, menjadi alasan terjalinnya kerjasama beberapa Universitas.
Riset didukung Director General Departement Higher Education Malaysia Siti Hamisah dan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Indonesia Ocky Karna Radjasa.
IMRC menjadi fasilitator untuk mengkaji dan menganalisis permasalahan yang terjadi di Indonesia maupun Malaysia. Setiap universitas bisa menentukan topik apa yang akan diriset dalam IMRC dengan tolak ukur yang sesuai dengan visi misi universitas masing-masing.
