Logo

Impor Bawang Putih Bulog Picu Moral Hazard

Reporter:

Sabtu, 30 March 2019 10:43 UTC

Impor Bawang Putih Bulog Picu <em>Moral Hazard</em>

DIKAJI ULANG. Penugasan impor bawang putih kepada Bulog bisa memicu timbulnya moral hazard lantaran rawan diselewengkan. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Surabaya – Lembaga kajian The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai keputusan menugaskan Perum Bulog mengimpor bawang putih guna menstabilkan harga komoditas dipandang tidak efektif dan bisa menimbulkan moral hazard atau perilaku tidak jujur.

“Alih-alih bisa menurunkan harga, pemberian diskresi kepada Bulog justru berpotensi menimbulkan moral hazard. Kebijakan ini menafikan keberpihakan terhadap petani bawang putih,” kata Direktur INDEF Enny Sri Hartati melalui pernyataannya, Sabtu 30 Maret 2019.

Menurutnya, permasalahan bawang putih sudah menjadi masalah klasik yang tidak selesai-selesai karena persoalan data. Seharusnya, lanjut dia, jika pemerintah memang mengetahui tiap tahunnya ada permasalahan kekurangan stok, keputusan impor sudah dilakukan sebelum harga merangkak naik.

BACA JUGA: Pengamat Ingatkan Kerawanan Penunjukkan Bulog Impor Bawang Putih

“Percuma impor saat ini. Kalau memang mau ada penugasan ya harusnya sudah dari beberapa bulan kemarin. Kan impor bawang putih ini prosesnya tidak cuma seminggu dua minggu,” katanya.

Dia juga mempertanyakan keputusan pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan impor karena jika memang penugasan maka seharusnya dibiayai oleh APBN, karena bertujuan sebagai buffer stock. Namun, ini tidak dapat terjadi dengan status Bulog sebagai BUMN.

Pada akhirnya penugasan impor kepada Bulog sifatnya mengarah komersialisasi. Potensi terjadinya moral hazard bisa semakin besar terjadi. “Ujung-ujungnya Bulog kasih penugasannya ke importir lain. Sama seperti penugasan impor daging, ujung-ujungnya bukan Bulog yang mengimpor,” ujarnya.

BACA JUGA: Penunjukan Bulog Sebagai Importir Bawang Putih Minta Dikaji Ulang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya mengatakan rencana impor 100.000 ton bawang putih masih menunggu izin dari Kementerian Perdagangan. “Kita sudah perintahkan untuk dilakukan (impor), tapi memang belum, seharusnya minggu lalu," katanya.

Darmin mengharapkan izin segera terbit karena kebijakan itu sudah diputuskan sejak lama untuk stabilisasi harga bawang putih. Namun, ia tidak terlalu mengkhawatirkan lamanya penerbitan izin impor tersebut, karena harga bawang putih saat ini belum terlampau tinggi.

Hal senada juga disampaikan Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar Utomo. Ia menjelaskan bahwa saat ini Perum Bulog masih melengkapi persyaratan berupa surat rekomendasi dari Kementerian Pertanian yang sudah diterbitkan setelah rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menko Perekonomian.