Rabu, 17 June 2020 11:02 UTC
ANAK KOS. Komunitas millenial I'm Portizen membagikan bingkisan sembako kepada mahasiswa rantau yang memilih bertahan di Surabaya, Rabu 17 Juni 2020. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Surabaya - Pandemi yang juga melanda Indonesia dalam beberapa bulan telah menghentikan aktivitas pendidikan. Dampak lain, pandemi virus corona ini memaksa sejumlah mahasiswa dari sejumlah daerah memilih tidak pulang, demi memutus mata rantai virus corona.
Keputusan mahasiswa itu menggugah komunitas millenial pecinta maritim, I’M Portizen, untuk memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang masih bertahan di Surabaya. Komunitas di bawah naungan Pelindo III itu membantu mahasiswa rantau dengan memberikan kebutuhan hidup.
Sedikitnya ada 100 bingkisan berisi sembako dibagikan I’M Portizen di beberapa basecamp mahasiswa rantau seperti di Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Hang Tuah, dan beberapa kampus lain di Surabaya.
BACA JUGA: Pelindo III Gandeng HIPMI Berinvestasi di Pelabuhan Benoa dan Marina
“Sebagai sesama mahasiswa, I’M Portizen tergerak untuk berbagi kepada sesama, khususnya teman-teman rantau yang terdampak pandemi," kata ketua Komunitas I’M Portizen, Wima sebagaimana keterangan resmi yang dikirim Corporate Communication Pelindo III, Rabu 17 Juni 2020.
Menurutnya, bantuan sembako gratis ini sebagai apresiasi komunitasnya kepada mahasiswa yang memilih bertahan di Surabaya. Padahal untuk memenuhi kebutuhan hidup selama pandemi, tidak sedikit.
Diterangkan Wima, kegiatan ini diberi nama I’M Portizen Share and Care, yang menyasar mahasiswa rantau, untuk meringankan beban hidup selama pandemi. Tidak sedikit mahasiswa rantau yang masih membutuhkan biaya hidup dari kiriman orang tua mereka.
Seperti yang dituturkan salah satu mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur, Albertus Sika. Dia mengaku mengandalkan uang saku orang tuanya, sejak bertahan di Surabaya akibat pandemi.
BACA JUGA: Pelindo III Jajaki Kerjasama dengan Perusahaan Korea Selatan
“Kami bersukur ada kawan-kawan yang peduli dengan memberi bantuan. Tentu ini sangat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari kami," ujar Albertus.
Dia menambahkan keputusan tidak pulang karena terhalang aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurutnya banyak aturan yang harus dijalani untuk bisa pulang ke kampung halaman. Selain itu, keputusan tidak pulang agar tidak membawa virus ke kampung halamannya.
Tak hanya membantu mahasiswa rantau, kegiatan I’M Portizen share and care ini juga menyasar pekerja lepas yang pendapatannya berkurang selama pandemi. Rencannya, kegiatan serupa akan digelar rutin untuk menumbuhkan kepedulian kepada sesama.
