Jumat, 22 April 2022 23:00 UTC
TAKBIRAN. Kegiatan 1.001 obor dalam takbir keliling menjelang Lebaran tahun 2019 di Ponorogo sebelum pandemi Covid-19. Sejak pandemi, takbir keliling dilarang. Foto: Dokumen Jatimnet/Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Surabaya – Hari Raya Idulfitri akan tiba sebentar lagi. Masa ini banyak dimanfaatkan untuk bersilatuhmi dan berkumpul dengan keluarga. Kebahagiaan itu kerapkali disampaikan secara daring untuk saling mengucapkan ‘mohon maaf lahir batin’ agar tidak ketinggalan momentum Lebaran lantaran faktor jarak dan waktu.
Istilah Lebaran memang sering digunakan sebagai kata lain dari Idulfitri. Lantas, bagaimana asal-usulnya,?. Berikut penjelasan dari sejumlah tokoh dan sumber referensi :
BACA JUGA : Antisipasi Kemacetan Arus Mudik, Dishub Lamongan Siapkan Jalur Alternatif
1. Sastrawan M.A Salmun dalam artikelnya di Majalah Sunda pada 1954 menyatakan ‘Lebaran’ berasal dari tradisi agama Hindu. Adapun arti dari kata itu adalah ‘selesai’, ‘usai’, atau ‘habis’. Ada dugaan istilah ini turut dipopulerkan Wali Songo saat penyebaran agama Islam di tanah Jawa.
Pendapat ini diperkuat oleh pendapat J.J. Rizal, seorang sejarawan, yang menelusuri etimologi Lebaran dengan mengutip pakar sastra Jawa kuno bernama Poerbatjaraka. Menurut dia, Lebaran bersinggungan erat dengan kata puasa yang berasal dari Sansekerta. Pada zaman pra-Islam, Lebaran adalah sebuah upacara yang diadakan setelah empat puluh hari berpuasa.
2. Bakhrul Amal dalam ‘Lebaran dalam Bahasa Kita’ menuliskan bahwa Mustofa Bisri atau Gus Mus pernah berpendapat alau ‘Lebaran’ diambil dari kata Laburan. Dugaan ini berkaitan dengan tradisi mengecat rumah atau dalam istilah Jawa disebt melabur yang dilakukan oleh warga saat menyambut Idulfitri.
3. K.H. Mukhtar pernah berujar bahwa ‘Lebaran’ berkaitan dengan kata ‘leburan’ yang dalam bahasa Jawa berarti ‘menyatukan’. Makna itu memiliki muatan filosofis, yaitu setelah Ramadan, umat Muslim diharapkan mampu meleburkan diri dengan sifat-sifat Tuhan.
BACA JUGA : Tetapkan 1 Syawal 1433 H Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 Mei
4. Anggapan lain mengenai sejarah kata ‘Lebaran’ muncul dari sebagian orang Jawa. Mereka menganggap, ‘lebaran’ berasal dari ‘wis bar’ yang berarti ‘sudah selesai’. Wis mengartikan ‘sudah’ atau ‘telah’, sedangkan bar diambil dari kata lebar yang dalam bahasa Jawa berarti ‘selesai’.
5. Sementara itu, di tanah Betawi, ‘Lebaran’ dianggap berasal dari kata ‘lebar’ yang mencerminkan kelapangan atau kelegaan hati setelah menuntaskan ibadah berpuasa.
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan Lebaran sebagai hari raya umah Islam yang jatuh pada 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan.
