Logo

Hujan Deras dan Angin Kencang, Kawasan Ngagel Tergenang

Reporter:,Editor:

Selasa, 18 January 2022 13:40 UTC

Hujan Deras dan Angin Kencang, Kawasan Ngagel Tergenang

Hujan deras dan angin kencang melanda Kota Surabaya pada Selasa, 18 Januari 2022 sore. Genangan air pun terjadi di kawasan Jalan Ngagel Timur, Surabaya.

JATIMNET.COM, Surabaya - Hujan deras dan angin kencang melanda Kota Surabaya pada Selasa, 18 Januari 2022 sore. Genangan air pun terjadi di kawasan Jalan Ngagel Timur, Surabaya.

Pada kesempatan itu, mobil PMK didatangkan sebagai langkah taktis untuk membersihkan sampah yang menyumbat crossing saluran Jalan Ngagel Timur yang menuju ke Jalan Ngagel Jaya Selatan.

"Kita lihat sudah ada crossing (saluran) kok masih banjir. Ternyata kita lihat sendiri sampahnya banyak. Karena lokasi sumbatannya susah dijangkau, maka kita semprot dengan air tekanan tinggi dari mobil PMK," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Dari pengakuan warga sekitar, wilayah Ngagel Jaya Utara dan Timur yang berbatasan dengan Ngagel Jaya Selatan, sudah 25 tahun mengalami banjir saat hujan turun.

Baca Juga: Hujan Lebat, Pusat Kota dan Kawasan Dharmawangsa Tergenang

Untuk menyelesaikan genangan air di kawasan tersebut, Eri menginstruksikan jajarannya melakukan pengerukan crossing saluran. Termasuk pula rencana penambahan crossing saluran di kawasan itu agar lebih mampu menampung volume aliran air ketika hujan deras turun.

"Saya sudah lihat masalahnya apa, kita sudah tahu. Berarti ada jalan yang kita buat punggung lagi, kita buatkan saluran di sisi kanan kiri, setelah itu di utamanya Jalan Ngagel, kita akan buatkan crossing lagi," ia menjelaskan.

Di sisi lain, Eri juga meminta kepada camat dan lurah setempat untuk berkoordinasi dengan warga pemilik usaha yang berdiri di atas saluran. Rencananya, setiap persil usaha itu akan dibuatkan penutup saluran berukuran 1x2 meter. Dengan begitu diharapkan ke depan setiap saluran ini bisa dibuka dan dibersihkan.

"Saya juga minta nanti Pak Camat setiap satu bulan sekali diadakan kerja bakti bareng warga dengan pemkot. Insya Allah kalau ini sudah dibersihkan, crossing jalan, air cepat surut," ia mengingatkan.

Baca Juga: Wali Kota dan Pimpinan DPRD Surabaya Sepakat Maksimalkan Anggaran Banjir

Sementara Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Pucang Sewu, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Suyatno mengatakan hampir 20 tahun lebih setiap hujan deras turun, wilayahnya selalu mengalami genangan air.

"Setiap tahun kalau hujan turun, banjir. Hampir 20 tahun lebih banjir. Salurannya besar tapi untuk pembuangan akhir yang tidak bisa jalan. Harapan saya sebagai LPMK, supaya bagaimana air ini lancar, tidak menggenang. Yang penting tidak membuat motor mogok," kata Suyatno.

Di lain pihak, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto memastikan segera melakukan percepatan penyelesaian genangan air yang terjadi di kawasan Jalan Ngagel Surabaya.

"Yang pasti kita butuh percepatan pengaliran menuju pembuangannya yang ada di Bozem Bratang. Di sini masuk casement Bratang, dia ada di Kali Sumo ditarik pompa di Bozem Bratang," kata Lilik.

Baca Juga: Banjir Surabaya Menjadi Trending, Netizen Membandingkan Dengan DKI Jakarta

Ketika terjadi genangan, volume air di saluran Jalan Ngagel Jaya Selatan terlihat ada selisih sekitar 70 cm. Sementara di kawasan Jalan Ngagel Timur, aliran air berjalan landai. Artinya, bahwa percepatan tempat pembuangan perlu dilakukan di saluran Ngagel Jaya Selatan.

"Nanti mulai minggu depan kita adakan pendalaman (pengerukan) saluran. Meskipun dia (saluran) di dalam bangunan-bangunan semua, kita koordinasikan dengan kelurahan. Sehingga orang kita bisa masuk ke dalam saluran, jadi kita ngeruk sambil mendalamkan saluran," ia memaparkan.

Menurut dia, genangan yang terjadi di kawasan Jalan Ngagel Timur dikarenakan aliran air pada saluran Jalan Ngagel Jaya Selatan yang menuju Kali Sumo berjalan landai. Oleh sebab itu, pihaknya bakal melakukan pendalaman saluran di kawasan itu agar aliran air lebih lancar.

"Makanya pendalaman (saluran) masih bisa dimungkinkan untuk dilaksanakan. Jadi volume yang lari ke hilir akan semakin besar. Dimungkinkan dengan pendalaman (saluran) ini tidak akan mengakibatkan air menunggu (antre) di Ngagel Timur," ia menguraikan.