Kamis, 22 May 2025 07:00 UTC
Lapangan Badminton Indoor yang terletak di taman Wijaya Kusuma Kabupaten Sampang, Kamis 22 Mei 2025. Foto : Zainal Abidin.
JATIMNET.COM, Sampang - Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang mengalokasikan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana (sarpras) olahraga sebanyak Rp260 juta.
Namun, duit sebanyak itu dinilai tidak cukup untuk memelihara semua fasilitas olahraga yang ada.
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disporabudpar Sampang Isma Ulfah mengatakan bahwa anggaran Rp260 juta tersebut digunakan untuk tiga kegiatan.
Sebanyak Rp200 juta untuk honor petugas kebersihan. Lalu, Rp30 juta untuk operasional dan sisinya Rp30 juta dipakai untuk pemeliharaan seperti pengecatan tembok lapangan dan semacamnya.
"Anggaran yang disiapkan untuk pemeliharaan sarana prasarana olahraga minim. Idealnya, butuh sekitar Rp 500 juta," katanya, Kamis 22 Mei 2025.
BACA: Pemkab Sampang Larang ASN, DPRD dan Kades Gunakan Gas Melon
Pihaknya mempunyai tanggung jawab pemeliharaan sarana prasarana olahraga di dua lokasi, yaitu lapangan badminton Indoor Wijaya Kusuma dan Sampang Sport Center (SSC).
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pengecatan tembok yang sudah usang, perbaikan atap, dan pengadaan alat kebersihan.
"Dengan nominal segitu tidak cukup untuk memelihara semua fasilitas olahraga yang ada. Tapi, mau bagaimana lagi kalau itu sudah kebijakan dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)," ujar Ulfah.
Kepala Disporabudpar Sampang Manilem menambahkan, anggaran yang dikelola lembaganya di tahun 2025 sekitar R 7 miliar.
BACA: 6 Proyek Peningkatan Jalan Senilai Rp3,24 Miliar di Sampang Masuk Tahap Lelang
Anggaran tersebut digunakan untuk pelaksanaan semua kegiatan dinas salah satunya untuk pemeliharaan sarana prasarana olahraga.
"Sejak beberapa tahun terakhir ini anggaran yang dikelola Disporabudpar selalu menyusut. Dari yang awalnya Rp12 miliar turun ke Rp11 milir dan tahun ini turun lagi menjadi Rp 7 miliar," terang Manilem.
Selama ini, kata Manilem, pihaknya selalu mengusulkan penambahan anggaran ke TAPD. Tapi, usulan tersebut tidak pernah disetujui sehingga terpaksa harus ekstra irit dan hanya menjalankan kegiatan-kegiatan prioritas.
Pihaknya berharap tahun depan Disporabudpar bisa mendapatkan jatah anggaran lebih banyak agar program yang dijalankan bisa lebih maksimal.
"Anggaran Disporabudpar ini ibaratkan seperti ramuan madura. Semakin lama semakin menyusut," ujar mantan camat Jrengik itu.