
Reporter
Khoirotul LathifiyahSelasa, 30 Juli 2019 - 14:55
Editor
Hari Santoso
Kepala Dinas Sosial Surabaya, Supomo saat jumpa pers di Humas Pemkot Surabaya, Selasa 30 Juli 2019. Foto: Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya sudah memulangkan sebanyak 294 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) hingga Juni 2019. Jumlah PMKS tersebut dipulangkan ke daerah asal masing-masing.
“Pemulangan ini setelah mereka diijinkan pulang dan dinyatakan sembuh oleh tim dokter spesialis jiwa,” kata Kepala Dinas Sosisal Surabaya, Supomo saat jumpa pers di Humas Pemkot Surabaya, Selasa 30 Juli 2019.
Adapun rincian pemulangan PMKS sejak Januari sampai Juni 2019 meliputi Januari 2019 ada 20 PMKS, Februari ada 51 PMKS, Maret ada 61 PMKS, April ada 38 PMKS, Mei ada 42 PMKS, Juni ada 82 PMKS yang dipulangkan.
Supomo mengatakan setiap bulannya pasti ada PMKS yang dipulangkan karena memang sudah dinyatakan sembuh. Para PMKS yang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang tersebut akan diantar oleh relawan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
BACA JUGA: Secuil Cerita dari Liponsos Keputih Surabaya
“Relawan ini akan mengantarkan PMKS sampai ke ‘tangan’ keluarganya masing-masing, sehingga tidak dibiarkan terlantar sendirian lagi,” kata dia.
Selama proses pemulangan, kata Supomo, banyak cerita tak terduga yang dirasakan dan dialami oleh para TKSK ini. Bahkan, ada cerita ketika mengantarkan pulang ke rumahnya, ternyata pihak keluarga sedang menggelar pengajian 1000 harinya si PMKS ini, mereka pun kaget.
“Jadi, banyak cerita-cerita mengharukan yang dialami oleh teman-teman TKSK ini,” kata Supomo.
Supomo juga menjelaskan pemulangan PMKS harus dilakukan, karena PMKS baru selalu berdatangan. Meski pun selalu rutin dipulangkan, tapi sampai saat ini penghuni Liponsos masih sangat banyak.
BACA JUGA: KPPS Ajak ABK Liponsos Berkreasi
“Hingga saat ini, penghuni Liponsos mencapai 1.073 orang. Sebanyak 948 orang berada di Liponsos dan 125 orang lainnya sedang menjalani rawat inap, 70 orang di Rumah Sakit Lawang dan 50 orang lagi di Rumah Sakit Menur,” katanya.
Lebih rinci, Supomo menjelaskan bahwa dari 948 orang itu, 824 orang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), 47 orang gepeng, 49 orang lansia, 11 orang anjal, dan 17 orang tindak asusila. Sebagian besar dari mereka bukan asli Surabaya, melainkan berasal dari luar kota dan bahkan luar pulau, seperti ada yang dari Aceh, Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua, Sumatera dan Bengkulu.