Senin, 10 August 2020 15:00 UTC
LAPOR POLISI. Ahmad Said Hidayat (kiri) saat melapor ke Polres Jember atas kejanggalan hasil tes Covid-19 ayahnya, Senin, 10 Agustus 2020. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Keluarga almarhum Rosidi, 61 tahun, melaporkan manajemen Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember ke Polres Jember. Dengan didampingi sejumlah warga dari Lingkungan Condro, Kelurahan/ Kecamatan Kaliwates, keluarga pasien melaporkan dugaan kejanggalan hasil tes swab rumah sakit yang menyatakan Rosidi meninggal dunia akibat Covid-19.
Putra almarhum, Ahmad Said Hidayat, 39 tahun, menganggap ada beberapa kejanggalan dalam administrasi hasil tes PCR ayahnya. “Pertama, hasil test swab atas nama almarhum ayah saya tidak disertai nomor register oleh pihak RS Bina Sehat sebagai institusi yang mengeluarkannya,” ujar Said saat ditemui usai melapor di Mapolres Jember, Senin, 10 Agustus 2020.
BACA JUGA: Klaim Tes PCR di Jatim Sentuh Satu Banding 297 Penduduk
Kedua, berdasarkan informasi yang diterima keluarga, RS Bina Sehat tidak termasuk rumah sakit yang memiliki laboratorium PCR sehingga tidak bisa mengeluarkan surat hasil tes swab. “Setahu kami, hanya ada dua rumah sakit yang punya laboratorium PCR untuk mengeluarkan hasil tes swab,” kata Said.
Terakhir, pihak keluarga curiga karena hasil tes swab yang dikeluarkan Rumah Sakit Bina Sehat ditandatangani oleh petugas kesehatan yang hanya bergelar Amd atau Ahli Madya untuk lulusan diploma. “Kalau di rumah sakit lain, yang mengeluarkan adalah dokter, gelarnya dr,” katanya.
Laporan Said itu diterima langsung Kasat Intelkam Polres Jember AKP Sudarto di ruang Satreskrim Polres Jember. Usai membuat laporan di kepolisian, Said bersama sejumlah kerabat dan tetangganya beralih ke gedung DPRD Jember. Kepada parlemen, keluarga dan warga mengeluhkan penanganan Covid-19 di Kabupaten Jember yang dianggap sarat permasalahan.
BACA JUGA: Wacana New Normal, Positif Covid-19 di Jatim Hampir 5.000 Orang
Sebelumnya, masalah ini menyita perhatian publik. Pada Jumat, 7 Agustus 2020lalu, pihak keluarga almarhum bersama sejumlah warga mengancam akan membongkar makam almarhum Rosidi yang sudah dimakamkan dengan standar pasien Covid-19. Keluarga dan warga ingin membongkar makam almarhum karena ingin ada autopsi. Namun, rencana itu bisa dibatalkan setelah pihak kepolisian memberikan pengertian pada warga.
Ancaman bongkar makam itu terlontar setelah pihak keluarga dan warga merasa tidak mendapat penjelasan memadai usai pertemuan dengan manajemen RSBS pada Kamis, 6 Agustus 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Jember Dyah Kusworini ikut hadir dalam pertemuan yang digelar di rumah sakit milik keluarga Bupati Jember Faida itu.
Pihak keluarga mengaku tidak mendapat jawaban yang memuaskan tentang status Covid-19 dari almarhum Rosidi. Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan atau klarifikasi dari pihak RSBS dan Dinas Kesehatan Jember atas permasalahan ini.