Kamis, 02 May 2019 07:26 UTC
Ilustrator: Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan seluruh jajaran guru untuk mengutamakan pembangunan karakter siswa dalam aktivitas belajar mengajar sehari-hari.
Menurut Risma, sapaan Tri Rismaharini, tidak hanya teori saja yang perlu dikembangkan tetapi kepekaan dalam bersosial juga harus ditingkatkan.
"Artinya, kita harus terus belajar supaya bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi ke depan," kata Risma diwawancarai wartawan di Taman Surya Balai Kota Surabaya, Kamis 2 Mei 2019.
BACA JUGA: Risma Instruksikan Lurah Sediakan Tenda Cadangan untuk Antisipasi Hujan
Ia mengatakan, belajar itu tidak hanya di dalam kelas saja, namun lebih luas belajar tentang perkembangan yang ada di sekitarnya. Tidak ada yang tahu, tiba-tiba datang banjir yang tidak pernah disangka.
Risma mengajak semua masyarakat untuk selalu belajar dan menerapkan long life learning (belajar sepanjang hayat). Sebab, setiap hari selalu ada perubahan.
“Jadi, sampai kapan pun kita harus terus belajar, tidak ada lagi batasan usia untuk belajar karena setiap saat selalu ada perubahan,” katanya.
BACA JUGA: Risma Geser Tiga Kadis Pemkot Surabaya Jadi Staf Ahli
Nilai yang dikatakan berhasil, menurut Risma, bukan hanya sekedar mendapatkan nilai 10 pada bidang studi Matematika. Tapi lebih dari itu harus meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.
“Meskipun dia juara kelas atau juara lomba-lomba, tapi kalau dia tidak menghormati orang tuanya dan gurunya, menurut saya itu tidak berhasil,” tegasnya.
Karena itu, nilai yang baik itu adalah nilai manusia secara utuh. Artinya, dia mendapatkan nilai terbaik di sekoah dan juga menghormati orang tua dan guru-gurunya. “Itu menurut saya jauh lebih penting, karena akan berpengaruh suatu saat apabila dia menjadi seorang pemimpin,” kata Risma.
BACA JUGA: Usai Mencoblos, Risma Singgung Golput Seperti Orang Bingung
Risma menambahkan pemimpin itu tidak mesti menjadi bupati atau wali kota. Namun bisa juga menjadi direktur di suatu perusahaan atau pimpinan di suatu instansi atau lembaga.
Karena dia sudah terbiasa menghormati orang lain, lanjut Risma, maka ketika menjadi pimpinan, dia akan tetap menghormati orang lain, karena sudah biasa dilakukan.
“Kalau tidak belajar menghormati dan menghargai orang lain, maka dia tidak akan pernah menjadi pemimpin yang baik. Jadi, mulai sekarang, nilai bagus itu bukan hanya sekedar nilai mata pelajaran, tapi nilai dalam kehidupannya juga harus baik, yaitu menghargai dan menghormati orang lain,” kata dia.