Logo

Hapus Cuitan Soal Salman Rushdie Twitter Dituduh Lindungi Trump

Reporter:,Editor:

Senin, 18 February 2019 05:00 UTC

Hapus Cuitan Soal Salman Rushdie Twitter Dituduh Lindungi Trump

Cuitan @khamenei_ir. Foto: Buzzfeed

JATIMNET.COM, Surabaya - Twitter menghapus sebuah cuitan yang berisi ajakan mengeksekusi novelis Salman Rushdie, penulis buku The Satanic Verses. Cuitan dari akun yang dilaporkan milik pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Seyed Ali Khamenei dianggap membangkitkan kekerasan.

Kini jurnalis mempertanyakan sikap Twitter yang terkesan melindungi cuitan berisi hinaan milik Donald Trump.

"Putusan Imam Khomeini tentang Salman Rushdie didasarkan pada ayat-ayat ilahi dan seperti ayat-ayat ilahi, itu solid dan tidak dapat dibatalkan," tulis akun @khamenei_ir.

BACA JUGA: Trending Twitter Malam ini Dikuasai Jokowi dan Prabowo

Tweet itu menarik perhatian pengguna dan Twitter yang melihat pesan dari pemimpin Iran itu sebagai upaya untuk membangkitkan kekerasan, dilansir dari www.buzzfeednews.com, Senin 18 Februari 2019. Twitter sependapat dan akhirnya menghilangkan tweet itu dari akun @khamenei_ir.

"Adalah melanggar aturan kami untuk membuat ancaman kekerasan spesifik atau berharap untuk kerusakan fisik yang serius, kematian, atau penyakit pada seseorang atau sekelompok orang," kata juru bicara Twitter.

Dalam keterangan  bio-nya, akun @khamenei_ir menuliskan menyediakan pembaruan rutin dan berita tentang Ayatollah Seyed Ali Khamenei. Meski Twitter tidak memberikan verifikasi berupa centang biru, toh akun ini diikuti oleh 550 ribu akun.

BACA JUGA: Gambaran Fitur Klarifikasi Cuitan Lawas di Twitter

Keputusan Twitter untuk menghilangkan tweet dari akun @khamenei_ir, membuat perusahaan berlogo burung biru dalam sorotan. Hal ini tidak lepas dari perbedaan sikap penghapusan tweet dengan kebijakan perusahaan selama ini.

Dalam sebuah posting blog tahun lalu, Twitter terlihat membela semua tweet dari para pemimpin dunia sebagai layak diberitakan “karena dampak yang terlalu besar pada masyarakat kita.”

"Memblokir pemimpin dunia dari Twitter atau menghapus Tweet kontroversial mereka akan menyembunyikan informasi penting yang harus dapat dilihat dan diperdebatkan orang," tulis perusahaan itu pada Januari 2018. "Itu juga tidak akan membungkam pemimpin itu, tetapi tentu saja akan menghambat diskusi yang diperlukan di sekitar kata-kata dan tindakan mereka".

BACA JUGA: CEO Twitter Akui Kaitan Aktivitas Ngetweet dengan Kekerasan Offline

CEO Twitter Jack Dorsey banyak menerima pertanyaan jurnalis selama tur media. Jurnalis mempertanyakan kenapa cuitan Donald Trump seolah dilindungi meski akunnya sering digunakan untuk meremehkan politisi, selebriti, dan anggota media. 

"Kami memegang semua akun dengan ketentuan layanan yang sama," kata Dorsey. “Aspek yang paling kontroversial adalah klausa berita / kepentingan publik, 'perlindungan' yang Anda sebutkan. Itu tidak meluas ke semua figur publik secara default, tetapi berbicara dengan para pemimpin global dan melihat bagaimana mereka berpikir. "

Salman Rushdie menerbitkan The Satanic Verses pada tahun 1988. Novelnya memantik kemarahan dari sejumlah negara Muslim karena kaitannya dengan kehidupan Nabi Muhammad. Tahun berikutnya, pendahulu Khamenei mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian Rushdie. Fatwa ini memaksa Rushdie untuk bersembunyi.

Hingga kini Buzfeed juga belum mendapatkan tanggapan dari perwakilan Rushdie.