Sabtu, 11 July 2020 02:00 UTC
Ilustrasi. Foto: Pixabay
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim optimis menyambut musim panen tahun ini. Kemarau basah yang akan melanda Jatim sepanjang tahun menguntungkan bagi lahan pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan, ada untung ruginya bagi tanaman padi. Kemarau basah memungkinkan pada bulan Juli masih ada sisa hujan yang bisa ditampung untuk tanaman padi.
"Tapi kemarau basah ini juga ada dampak minusnya yaitu masalah hama penyakit, terutama wereng dan tikus," kata Hadi, Sabtu 11 Juli 2020.
Ia mengaku telah meminta petani dan dinas pertanian kabupaten/kota untuk mewaspadai hama ini. Pihaknya juga telah menyiapkan obat anti hama yang sewaktu-waktu bisa didistribusikan bila dibutuhkan.
BACA JUGA: Basmi Hama Tikus, Petani Diimbau Rawat Burung Hantu
Untuk bisa mendapatkannya, kata dia, dinas pertanian kabupaten/kota harus mengajukannya terlebih dahulu. "Daerah harus mengajukan terlebih dahulu, tapi kalau kabupaten kota bisa menyelesaikan sendiri ya sudah," ia menerangkan.
Pemprov Jatim tahun ini berkomitmen melaksanakan instruksi Presiden RI Jokowi dan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk mempercepat panen. Lima kabupaten/kota jadi awal memulai gerakan ini di lima daerah lumbung pangan, yaitu Jember, Ngawi, Nganjuk Bojonegoro dan Tuban.
"Nantinya kabupaten/kota yang lain mengikuti. Termasuk sudah ada tambahan Kabupaten Sumenep yang juga sudah menjalankan Percepatan Tanam Padi," katanya
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim hingga saat ini memiliki luas panen pada semester I 2020 seluas 1.120.153 hektar. Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 Ton GKG atau setara dengan 4.066.348 ton beras.
Potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras.