Rabu, 12 February 2020 14:10 UTC
HAMA TIKUS. Dinas Pertanian Gresik bersama jajaran dan para petani setempat menunjukkan obat hama tikus yang diberikan Distan Gresik, Rabu 12 Februari 2020. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik – Petani di Kabupaten Gresik resah dengan maraknya hama tikus yang merugikan. Tidak jarang mereka membuat jebakan listrik yang membahayakan petani sendiri dan bahkan ada yang meninggal dunia.
Dinas Pertanian Kabupaten Gresik mengajak para petani untuk memanfaatkan burung hantu guna memberantas hama tikus. Salah satu langkahnya adalah membuat rumah burung hantu atau Rubuha di kawasan persawahan.
Pemanfaatan predator pemakan tikus itu perlu dilakukan agar petani tidak lagi menggunakan jebakan tikus listrik yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan.
BACA JUGA: Musim Tanan, Warga Gresik Berburu Hama Tikus
Sebagai informasi, dalam beberapa hari sebelumnya, petani di Kecamatan Dukun, Gresik meninggal karena jebakan listrik yang dipasangnya sendiri.
Kepala Desa Mentaras, Kecamatan Dukun, Ahmad Suparto memaparkan beberapa waktu lalu salah satu warganya meninggal dunia di pematang sawah karena jebakan tikus dengan memakai aliran listrik yang dipasang sendiri.
"Kami telah melakuan pendekatan pada para petani dan mensosialisasikan agar petani mau memanfaatkan burung hantu dan tidak memakai aliran listrik yang membahayakan," katanya, Rabu 12 Februari 2020.
Menurut Suparto, hama tikus sudah terjadi sejak hampir setengah tahun terakhir pada awal masa tanam. Untuk penanganan kali ini, petani diberi cara pemberantasan dengan sistem emposan (pengasapan) menggunakan bahan kimia atau racun pestisida.
"Dengan cara itu, hama tikus yang sedang bersembunyi di dalam sarangnya langsung mati. Sedangkan untuk rumah burung hantu masih ada satu, belum kita pasang," ujarnya.
BACA JUGA: Hama Tikus Serang 74 Hektare Sawah di Madiun
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Gresik Siti Umi Saefiah membenarkan sejak beberapa bulan terakhir para petani resah mendapati banyak hama tikus. Dinas Pertanian tengah membantu untuk menanggulangi melalui berbagai langkah.
Salah satunya mengajak petani membuat rumah burung hantu (Rubuha). Cara ini, menurutnya, cara yang alami dengan menghadirkan burung hanti sebagai pemangsa tikus.
"Tapi kembali lagi karena serangan tikus yang luar biasa, Rubuha yang sudah ada memang perlu ditambah lagi. Sedangkan dengan jebakan tikus menggunakan listrik sangat berbahaya," katanya.
Umi menambahkan pihaknya hanya bisa mengimbau agar petani membuat Rubuha. Pihaknya juga memberikan obat yang nantinya bisa dimanfaatkan petani untuk memberantas hama tikus.
"Dengan menggunakan sistem emposan, salah satu pengendalian tikus dengan kimia. Tapi saat ini stoknya sudah menipis karena memang hama tikus sangat merajalela," kata Umi.
