Logo

Hadapai Persaingan Kopi, PTPN XII Jalankan 2 Jurus Hadapi Brasil dan Kolombia

Reporter:,Editor:

Sabtu, 14 December 2019 08:41 UTC

Hadapai Persaingan Kopi, PTPN XII Jalankan 2 Jurus Hadapi Brasil dan Kolombia

BERAGAM. Beragam varian kopi yang disajikan Omah Kopi di tengah perkebunan kopi Desa Telemung. Foto: Ahmad Suudi.(DOK)

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Memiliki 10 ribu hektare lahan tertanami kopi, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII harus menghadapi persaingan kopi yang dihasilkan Brasil dan Kolombia di pasar dunia.

Menghadapi persaingan dari kedua negara tersebut, PTPN XII berupaya meningkatkan kualitas produk dan mengurangi biaya produksi hingga kopi menjadi green bean.

Kepala Bagian Pemasaran PTPN XII Winarto menjelaskan, lahan kopi milik PTPN XII yang berada di Banyuwangi sekitar 4 hektare, sisanya tersebar di Malang, Kediri, dan Jember, Banyuwangi tentunya harus meningkatkan kualitas produknya.

Dengan melakukan perawatan kebun, sedangkan pengurangan biaya produksi dilakukan dengan mekanisasi di tahap budidaya maupun pasca panen.

BACA JUGA: Geliat Petani Kopi Telemung Menaikkan Nilai Jual Kopinya 

Sebanyak 60 persen terisi pohon kopi Robusta, dan 40 persen Arabika. Setiap satu hektare lahan perkebunan kopi PTPN XII mampu menghasilkan sekitar 900 kilogram green bean.

"Kalau biaya produksi ditekan, kita harga jualnya nggak perlu tinggi-tinggi, kita sudah untung banyak," kata Winarto pada Jatimnet.

Saat ini, lanjut dia, biaya produksi kopi Arabika Rp 30 ribu per kilogram green bean, dan Robusta Rp 25 ribu green bean. Nilai itu sudah berhasil sedikit ditekan dari biaya produksi pada tahun-tahun sebelumnya. 

Dengan seperti itu bakal mampu mengurangi biaya produksi 20 persen dari nilai saat ini. Mekanisasi mulai mereka lakukan dengan mengadakan mesin penyortir kopi berdasarkan ukurannya yang memanfaatkan teknologi sensor komputer.

BACA JUGA: Peneliti Menyebutkan Takaran Ideal Konsumsi Kopi Dua-Tiga Gelas Per Hari

Sementara di ladang mekanisasi dilaksanakan dengan mengadakan traktor dan alat pemupukan mekanik yang selama ini semua pekerjaan dilakukan secara manual.

"Kita masukkan mekanisasi, baik dari budidayanya maupun pasca panen. Kita kan masih manual semua, kita akan ke sana (penggunaan teknologi mekanik)," ujar Winarto.

Namun kopi produksi PTPN XII, misalnya Malangsari, dikatakannya telah memiliki pelanggan setia di beberapa negara seperti di Italia. Soal harga, di pasar luar negeri Arabika senilai 6 USD per kilogram green bean dan Robusta bisa Rp 3 USD per kilogram green bean. Harga itu sekitar dua kali lipat dari harga di pasar dalam negeri.

BACA JUGA: Tantangan Kopi Jatim di Tengah Tingginya Permintaan Pasar Internasional

Direktur Utama PTPN XII Mohammad Cholidi mengatakan kopi yang mereka hasilkan telah laku ke Jepang, Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Dikatakannya kualitas kopi yang dihasilkan oleh kebun-kebun PTPN XII memang sesuai untuk ekspor.

"Hasil kebun Malangsari paling bagus, diakui para penikmat kopi di Eropa, terutama yang Robusta. Kalau arabika paling banyak ke Timur Tengah dan Amerika," kata dia.