Kamis, 14 November 2019 06:47 UTC
Gambar Gunung Lemongan di Lumajang buatan Franz Wilhelm Junghuhn (1809–1864). FOTO: Wikipedia.
JATIMNET.COM, Lumajang - Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang diperkirakan dampak dari peningkatan aktivitas vulkanis gunung dengan ketinggian 1.676 meter di atas permukaan laut itu.
Bagaimana dan apa Gunung Lemongan itu? Berikut ulasan singkat gunung yang masuk jajaran Pegunungan Hyang ini.
Dalam laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi yang diperoleh Jatimnet.com pada Kamis 14 November 2019, disebutkan Gunung Lemongan merupakan gunung api aktif bertipe strato.
BACA JUGA: Gempa Lumajang, PVMBG Deteksi 252 Gempa Tektonik Lokal dari Gunung Lemongan
Gunung ini dicirikan oleh adanya pusat-pusat erupsi parasitik yang berjumlah sekitar 60 pusat erupsi berbentuk kerucut vulkanik dan maar (corong) yang tersebar di sekeliling gunung api.
Erupsi vulkanik parasitik terjadi pada periode prasejarah. Letusan terakhir Gunung Lemongan terjadi pada 1898. Pada 1925, 1978, 1985, 1988, 1989, dan 2005 di sekitar gunung ini terjadi gempa bumi terasa yang bersifat lokal.
Pada 2012, aktivitas Gunung Lemongan kembali meningkat ditandai terekamnya gempa vulkanik dalam diikuti gempa tektonik lokal yang mencapai 200 kejadian dan gempa terasa berskala II MMI. Jika letusan terjadi, potensi terlanda aliran lava dan lahar diperkirakan berkisar pada radius 2-3,5 kilometer dari puncak gunung.
BACA JUGA: Lumajang Diguncang Gempa, PVMBG Minta Warga Tetap Waspada
Ketua Laskar Hijau A'ak Abdullah Al Kudus menyebutkan sebuah referensi ihwal Gunung Lemongan. Menurut dia, Gunung Lemongan merupakan salah satu gunung yang unik di dunia, karena karakter letusannya tidak di puncak, melainkan di bagian bawah-bawahnya.
"Oleh karena itu banyak terdapat ranu (maar) dan gunung kecil (bocha). Total jumlahnya sekitar 60 titik bekas erupsi gunung Lemongan," ujarnya, Kamis 14 November 2019.
Pada periode 1799-1899, kata dia, Gunung Lemongan tercatat sebagai gunung paling aktif di Indonesia.