Logo

Gudang Pengepul Tembakau Wajibkan Pekerja Rapid Test Covid-19

Pabrik dan Pengepul Tembakau Mulai Beli Tembakau Petani
Reporter:,Editor:

Rabu, 02 September 2020 13:00 UTC

Gudang Pengepul Tembakau Wajibkan Pekerja <em>Rapid</em> <em>Test</em> Covid-19

AUDIENSI. Audensi antara DPRD Kabupaten Probolinggo, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), pengelola gudang tembakau, dan Dinas terkait di gedung DPRD Kabupaten Probolinggo, Rabu, 2 September 2020. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo - Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo sedikit bisa bernapas lega setelah pihak gudang berencana membuka pembelian tembakau petani. 

Informasi tersebut diketahui saat DPRD Kabupaten Probolinggo melakukan audensi bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), pihak gudang, dan instansi pemerintahan terkait.

Supervisor PT Gudang Garam, Boy Jonathan, mengatakan pembelian tembakau petani oleh gudang rencananya dibuka mulai Jumat, 4 September 2020. Boy menjelaskan keterlambatan pembelian tembakau petani karena dampak Covid-19.

Menurutnya, pihak gudang tengah mempersiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan gudang tembakau. Salah satunya dengan melakukan rapid test kepada para pekerja.

BACA JUGA: DPRD Kabupaten Probolinggo Soroti Serapan dan Harga Tembakau

"Setelah kami selesai jalani rapid test, baru kami buka gudang dan membeli tembakau petani," katanya di sela-sela audensi di DPRD Kabupaten Probolinggo, Rabu, 2 September 2020.

Meski demikian, dalam audensi, tak semua perwakilan gudang hadir. Mereka yang hadir hanya perwakilan dari PT Gudang Garam, CV Jaya Abadi (Djarum), dan PT Sadhana.

PT Gudang Garam dan CV Jaya Abadi sama-sama mengaku siap menyerap sekitar 2.500 ton tembakau petani di musim panen kali ini. Angka serapan tersebut masih bisa naik lagi.

Sementara itu, Ketua APTI Kabupaten Probolinggo Mudzakkir menyampaikan keterlambatan pembelian tembakau oleh gudang ke petani karena tidak ada koordinasi antara petani dan instansi terkait ketika terjadi pandemi Covid-19.

Akibatnya, tidak ada perencanaan areal lahan tembakau yang semestinya dan hanya mengacu pada catatan luasan tanam tembakau sebelumnya yakni sekitar 10.774 hektar. Dan realisasi lahan tanam tembakau tahun 2020 ini hanya sekitar 9.500 hektar.

BACA JUGA: Kesal Tak Laku Dijual Petani Probolinggo Bakar Tanaman Tembakaunya

"Sebetulnya pada bulan 2 lalu (Februari 2020), kami bersama Dinas Pertanian Bidang Perkebunan telah merencanakan pertemuan antar dinas dan petani tembakau. Namun karena adanya wabah Covid-19, rencana tersebut gagal dan dananya terserap untuk Covid-19," kata Mudzakkir.

Terkait harga jual tembakau, Mudzakkir berharap harga jual sama dengan harga musim panen sebelumnya. Apalagi di musim tanam kali ini, tak sedikit petani yang beralih bercocok tanam dari tembakau ke komoditi lainnya seperti jagung dan padi.

"Jadi BPP-nya (Biaya Pokok Produksi) itu sekitar Rp30 juta per hektar. Jadi harus ada nilai rata-rata pembelian tembakau, minimal sama tahun kemarin. Dimana kemarin harga tembakau awal-awal dihargai Rp28 ribu per kilogram, lalu naik Rp35-38 ribu per kilogram," ujar Mudzakkir.

BACA JUGA: Petani Tembakau Probolinggo "Menjerit" Stok Pupuk Subsidi Sulit Dibeli

Menyikapi beberapa pengelola gudang tembakau yang mangkir dari undangan audensi. Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Andi Suryanto akan meminta Komisi II yang membidangi masalah pertanian untuk meninjau langsung gudang tersebut.

Harapannya, gudang-gudang yang ada bisa ikut membuka dan membeli tembakau petani sehingga hasil panen tembakau petani Probolinggo seluruhnya bisa diserap.

"Segera kami dorong Komisi II agar meninjau langsung ke lapangan. Serta sesuai rekomendasi tadi, semua gudang di Kabupaten Probolinggo harus buka dalam minggu ini," kata politikus Partai Nasdem tersebut.