Selasa, 04 May 2021 08:20 UTC
Dirut PG dan jajaran melepas truk pengangkut Green Surfactant Petrokimia Gresik untuk penjualan perdana nya.
JATIMNET.COM, Gresik - Petrokimia Gresik menjual Green Surfactant sebanyak 7.000 liter perdananya pada KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap di Sarolangun, Jambi, Selasa 4 Mei 2021.
Perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia ini bekerja sama dengan Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa Green Surfactant produksi Petrokimia Gresik ini merupakan satu-satunya produk surfaktan dalam negeri.
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak/lemak) sehingga dapat menyatukan campuran terdiri dari air dan minyak.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Bangkitkan Ekspor Bunga Melati Tegal Dengan NPK Phonska Plus
Selain digunakan bidang farmasi dan industri, surfaktan digunakan keperluan eksplorasi minyak bumi dengan metode Improved Oil Recovery (IOR) dan Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Green Surfactant merupakan terobosan penting yang dapat mendukung industri minyak dan gas (migas) di tanah air agar semakin efisien dan ramah lingkungan," ujar Dwi Satriyo.
Secara teknis, surfaktan akan diinjeksikan ke dalam bumi, minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa.
Sehingga surfaktan meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, mampu mengeluarkan minyak mentah dari sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.
Baca Juga: Petrokimia Berharap Petani Lakukan Pemupukan Berimbang untuk Jaga Kesuburan Tanah
“Pengeboran minyak suatu saat akan turun produktivitasnya, meskipun cadangan yang ada di dalam sumur masih banyak. Dengan Green Surfactant ada biliunan barel minyak yang awalnya susah disedot bisa dioptimalisasi,” ujarnya.
Green Surfactant akan menggantikan penggunaan surfaktan berbasis hydrocarbon yang umum digunakan industri migas di Indonesia dan harus diimpor dengan harga lebih mahal.
“Oleh karena itu, Green Surfactant memiliki potensi pasar yang besar mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain sumur migas di Indonesia juga sangat banyak,” ujar Dwi Satriyo,
Sementara itu, dalam hal pemasaran, Petrokimia Gresik mendapat dukungan marketing and technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI).
Baca Juga: Masa Pandemi, Petrokimia Kembali Beasiswa Full Cover Senilai 1,7 Miliar
Setelah pengiriman ke KSO Pertamina EP-Samudra Energy BWP Meruap, selanjutnya Petrokimia Gresik akan melakukan pengiriman Green Surfactant dengan volume 3.500 liter ke Sumur Kawengan Cepu, Provinsi Jawa Tengah. "Ini menjadi bukti Green Surfactant produksi Petrokimia Gresik sangat diminati industri migas di tanah air,” tandasnya.
Saat ini kapasitas produksi Green Surfactant Petrokimia Gresik mencapai 600 kiloliter (kL) per tahun, Dwi Satriyo berharap produksi Green Surfactant ditingkatkan dalam skala yang lebih besar lagi.
Terakhir, Dwi Satriyo menyatakan hadirnya produk Green Surfactant ini juga menjadi bentuk dukungan Petrokimia Gresik terhadap target produksi crude oil 1 juta barrel per hari yang dicanangkan oleh pemerintah melalui SKK Migas.
"Selain itu, kerja sama ini juga menjadi salah satu wujud dan peran bersama dalam membangun kemandirian bangsa serta dalam rangka mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, salah satunya Surfaktan," tandas Dwi Satriyo