Selasa, 16 July 2019 08:18 UTC
RUMAH ROBOH: Dapur Painem di Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, yang roboh karena diguncang gempa, Selasa 16 Juli 2019. Foto: Ahmad Suudi.
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Puluhan rumah di Kabupaten Banyuwangi dilaporkan terdampak gempa bumi yang berpusat di bagian selatan Selat Bali, Selasa 16 Juli 2019. Gempa memunculkan gemuruh di rumah warga Banyuwangi selama 10 hingga 20 detik, dan tidak berpotensi tsunami.
Laporan yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi setidaknya 85 rumah dilaporkan mengalami kerusakan. Sebanyak lima bangunan di beberapa kecamatan dan puluhan di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo gentengnya rontok.
Sementara empat bangunan di berbagai kecamatan dan 66 rumah di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, diinformasikan mengalami retak tembok. Selain itu ada 10 bangunan yang ambrol bagian atap atau tembok, atau keduanya.
BACA JUGA: Gempa Bali Dirasakan di Banyuwangi
Dilaporkan dua orang terluka karena kejauhan material bangunan disebabkan getaran gempa tersebut. Yakni Painem warga Desa Wonosobo, Kecamatan Srono dan Yohanes siswa kelas 3 SD Negeri 3 Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, di sekolahnya.
"Luka di dahi tengah dengan panjang delapan sentimeter dan lebar tiga sentiemter. Jumlah jahitan di luka tersebut 12 jahitan," kata Kepala Puskesmas Wonosobo, Tusiana S. KM.
Pihaknya merawat dan mengobati Painem salah satu korban luka selama satu jam dan kemudian diberlakukan rawat jalan. Tusiana yang turut menjemput korban luka gempa itu memperkirakan tembok dapur Painem roboh karena bangunan kurang kuat.
Tusiana menjelaskan kaki Painem juga mengalami lecet. Beruntung saat kejadian hingga selesai pengobatan, kesadaran pasien tersebut dalam kondisi baik.
RUMAH TERDAMPAK: Salah satu rumah warga terdampak gempa yang rontok gentingnya. Foto: Ahmad Suudi.
"Saat terjadi gempa dia mengaku berusaha cepat keluar. Tapi keburu roboh dapurnya," ujarnya.
Camat Srono Gatot Suyono yang meninjau rumah Painem mengatakan kerugian diperkirakan mencapai Rp 25 juta. Sementara Painem tinggal di rumah saudara di dekat rumahnya yang roboh.
"Sementara tinggal di rumah saudaranya," ujar Gatot.
BACA JUGA: Dinas PU Pengairan Banyuwangi Klaim Irigasi Tahun Ini Mencukupi
Dari tinjauan Jatimnet di rumah Painem, bagian dapurnya roboh menyisakan tembok yang sebagian kecil masih bertahan tegak. Atap dapur yang juga ambrol telah digeser warga yang terus bergotong royong membereskan sisa gempa di rumahnya.
Sebelumnya diberitakan BMKG mengumumkan peringatan dini gempa bumi berkekuatan 6.0 skala richter yang berpusat di 83 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali, pada sekitar pukul 7.20 WIB.
Informasi itu dimutakhirkan oleh BMKG melalui akun Twitter mereka sebagai yang berkekuatan 5,8 skala richter yang berpusat di 80 kilometer arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
BACA JUGA: Pemerintah Alokasikan Rp 7,7 Triliun untuk Peringatan Dini Bencana
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga melaporkan ada 9 gempa susulan setelah gempa pertama di Selat Bali tersebut. Kerusakan benda dan bangunan juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Badung dan sebagian Kabupaten Denpasar, Provinsi Bali.
Di Pulau Jawa gempa dirasakan di Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, ke arah barat hingga Jember dan Lumajang. Sementara ke arah timur getarannya dilaporkan BMKG mencapai Lombok Utara dan Lombok Timur.
"Gempa bumi berkedalaman menengah ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia," papar BMKG dalam salah satu tweet-nya.
