Logo

Gelombang Panas Terpa Eropa

Suhu mencapai 41 C.
Reporter:

Jumat, 28 June 2019 02:17 UTC

Gelombang Panas Terpa Eropa

Ilustrasu. Foto: Unsplash

JATIMNET.COM, Surabaya – Gelombang panas menerpa sebagian besar Eropa, dan diprediksi semakin meningkat beberapa hari kedepan. Ahli meteorologi mengatakan jika gelombang panas berasal dari Utara Afrika.

Pada Rabu 26 Juni 2019, Jerman, Polandia, dan Republik Cesnia mencatat suhu tertinggi selama Juni.

Panas diprediksi meningkat di banyak negara dalam beberapa hari kedepan, kata meteorologi.

Pada awal petang, suhu mencapai 37 derajat di Turin, Italia, 39 derajat di Zaragoza, Spanyol, dan 39 derajat di Avignon, Prancis Selatan, dikutip dari Bbc.com, Kamis 27 Juni 2019.

Di Spanyol, 11 provinsi di Timur dan tengah bersiaga diterpa suhu hingga 40 derajat Celsius (C). Di bagian Utara-Timur, suhu mungkin mencapai 45 C.

BACA JUGA: Pemerintah Bangun 750 Sumur Bor pada 2020

Ratusan pemadam kebakaran berjuang menaklukkan api di Catalonia. Pemerintah setempat menyebut kebakaran hutan ini jadi yang terburuk selama 20 tahun terakhir.

Sedikitnya 4 ribu hektare terdampak, namun petugas setempat memprediksi wilayah akan meluas hingga 20 ribu hektare jika panas terus meningkat.

30 orang telah dievakuasi dan lima jalan telah ditutup.

Suhu diprediksi mencapai 40 C di Italia, terutama di wilayah tengah dan Utara. Sejumlah kota termasuk Roma, telah mengeluarkan peringatan suhu panas.

BACA JUGA: Musim Haji 2019, Suhu Arab Saudi Bisa Capai 50 Derajat Celsius

Pada Kamis pagi, jasad seorang tunawisma berusia 72 tahun, ditemukan di sekitar stasiun pusat Kota Milan. Petugas mengatakan, suhu panas mungkin menjadi faktor kematiannya.

Philip Trackfield, wisatawan asal Inggris di Roma, mengatakan “Kemarin malam, di Spanyol, suhunya mencapai 41 C. Sangat melelahkan jika kamu ingin mengunjungi semua situs,”.

Di paris, keran air siap minum dan pemercik air yang terkoneksi dengan hydran telah disediakan. Sejumlah sekolah menunda ujian penting, dan bahkan ditutup.

Di Toulouse, dimana suhu diprediuksi mencapai 41 C pada Kamis, sejumlah badan kemanusiaan telah memberikan air kepada tunawisma.

BACA JUGA: Selama Ramadan, Suhu di Aceh Capai 35 Derajat Celsius

Gelombang panas berdampak pada populasi 72 ribu tahanan di Prancis. Francois Bes, pengawas tahanan, mengatakan pada BFMTV, jika banyak tawanan mendeskripsikan selnya seperti oven”.

“Sangat susah untuk menciptakan kekeringan, sebab tawanan tak bisa membuka pintu,”. Petugas itu juga dikutip ketika menjelaskan jika seorang tahanan berusaha membasahi halaman agar dingin.

Gelombang panas dilaporkan melanda Eropa. Pada Rabu, suhu di Polandia dan Republik Cesnia mencatat suhu terbaru, mencapai 38,2C hingga 38,9C.

Bahkan di puncak Gunung Alpen, suhu mencapai 30C. Bagian dari Austria mencatat suhu tertinggi sepanjang masa pada Rabu.

Genewa di Swiss, Bern dan Zurich, semuanya diprediksi mencapai suhu 39C hingga 40C.

BACA JUGA: Kemarau, Pendaki Gunung Lawu Diminta Waspadai Suhu Dingin Ekstrem

Naiknya suhu jika dikaitkan dengan satu isu, pemanasan global saja, akan sangat rumit.

Meskipun suhu ekstrem bisa muncul secara alami, namun ahli mengatakan suhu panas kali ini akibat perubahan iklim.

Catatan menyebutkan jika rata-rata suhu di permukaan bumi mengalami peningkatan sekitar 1 derajat sejak era industrialisasi di abad 19.

Institut klimatologi di Postdam, Jerman, mengatakan jika lima musim panas terpanas di Eropa sejak 1.500, semuanya terjadi di abad 21. Ilmuwan khawatir jika peningkatan penggunaan energi bahan bakar fosil memiliki dampak serius pada stabilitas iklim planet bumi.