Sabtu, 26 January 2019 05:35 UTC
Pabrik perakitan kereta api. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Jakarta – PT Industri Kereta Api (INKA) Persero menggandeng produsen kereta api nomor empat di dunia, Stadler Rail Group asal Swiss. Kerja sama ini pun membuka peluang bagi industri kereta api di Indonesia menjadi pemain global.
"Stadler adalah salah satu 'player' kereta api di Eropa, juga sebagai produsen nomor empat di dunia. Ini menjadi momentum yang baik bagi PT INKA sehingga bisa saling memanfaatkan," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Sabtu 26 Januari 2019.
Airlangga mengatakan, melalui kolaborasi INKA dan Stadler Rail itu akan terjadi transfer teknologi. Sinergi kedua belah pihak terealisasi melalui pembangunan pabrik kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia milik INKA di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
“Jumlah investasi yang bakal digelontorkan mencapai Rp30 triliun, dengan tahap awal senilai Rp500 milliar,” ujarnya.
BACA JUGA: PT INKA Kirim 15 Kereta ke Bangladesh
Dalam kerja sama ini, PT INKA menyiapkan lahan seluas 84 hektare beserta bangunan dengan tahap pertama digunakan seluas 12 hektare. Sementara Stadler menyediakan teknologi, mesin, dan pasar. Diperkirakan, total penyerapan tenaga kerja hingga 2.000 orang.
Ia berharap dari kerja sama ini akan membuka akses pasar ekspor lebih luas lagi bagi keduanya, baik di ASEAN maupun regional dengan jaringannya masing-masing.
Dari produksi di Banyuwangi, INKA fokus di pasar berkembang seperti Bangladesh, India, Sri Lanka dan Filipina. Sedangkan Stadler untuk memenuhi pasar seperti Singapura dan Australia.
BACA JUGA: PT INKA Siapkan Rp 951 Miliar untuk Belanja Modal
Dengan penerapan teknologi terbaru, menurut Airlangga, pabrik INKA di Banyuwangi siap memproduksi berbagai jenis kereta mulai dari kereta ringan (light rail transit/LRT), metro, sampai kereta berkecepatan tinggi.
Bahkan, melalui penggunaan mesin canggih, pabrik ini mampu memproduksi empat kereta per hari atau sanggup melampaui 1.000 kereta per tahun.
"Kami terus memacu industri perkeretaapian nasional agar dapat menguasai pasar domestik dan semakin berperan dalam 'supply chain' industri perkeretaapian untuk pasar global," tegasnya. (ant)