Logo

Fasilitas Pemerintah di Jawa Timur Ambruk, Ini Kata Aplikator Baja Ringan

Reporter:,Editor:

Kamis, 19 December 2019 05:03 UTC

Fasilitas Pemerintah di Jawa Timur Ambruk, Ini Kata Aplikator Baja Ringan

AMBRUK. Atap SDN Keting 02, Kecamatan Jombang, Jember, yang ambruk, 14 Desember 2019. Foto: Faizin Adi

JATIMNET.COM, Jember – Peristiwa ambruknya atap sekolah dan fasilitas kantor pemerintah di Jawa Timur dengan konstruksi baja ringan (galvalum) memprihatinkan.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Jember dan Kota Pasuruan. Di Jember, atap SD Keting 02, Kecamatan Jombang, ambruk, 14 Desember 2019, dan atap pendapa Kecamatan Jenggawah, ambruk saat direhab, 3 Desember 2019. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Sebelumnya, atap SDN Gentong, Kota Pasuruan, juga ambruk, 5 November 2019, dan menyebabkan satu siswa dan guru tewas serta belasan siswa luka. Semua atap bangunan itu dibuat dengan konstruksi baja ringan.

BACA JUGA: Tim DVI Polda Jatim Olah TKP Ambruknya Atap SDN Keting 02 Jember

Perkumpulan Aplikator Konstruksi Baja Ringan (PAKBR) Jember mengingatkan pemerintah sebaiknya menggunakan jasa aplikator (pemasang) baja ringan yang resmi atau bersertifikat. Ketua PAKBR Jember Ahmadijaya mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan memasang konstruksi baja ringan atau galvalum.

Selain memperhatikan kualitas dan ukuran daya beban yang sesuai, aplikator juga harus tahu teknik pemasangan yang benar.

"Mengerjakan konstruksi baja ringan itu tidak sesederhana mengerjakan kontruksi atap kayu. Harus diperhatikan banyak hal, terkait spek dan bahannya beda antara (produk) home industry (industri rumahan) dan pabrikan,” tutur Ahmadijaya, Rabu, 18 Desember 2019.

BACA JUGA: Atap Kantor Camat Jenggawah Ambrol, Seorang Pekerja Jember Luka-luka

Ia menjamin kualitas baja ringan produk pabrikan lebih terjaga. Pengguna jasa idealnya juga harus menggunakan jasa aplikator baja ringan yang bersertifikat. "Ketika menggunakan aplikator, kami memberikan garansi 10 tahun untuk konstruksi atap baja ringannya. Karena bahan yang digunakan dari pabrikan yang standar," ujarnya.

Ia menyebut banyak proyek di Pemkab Jember yang tidak menggunakan jasa aplikator resmi termasuk proyek rehab SDN Keting 02 dan kantor Kecamatan Jenggawah. "Mayoritas penggunaan konstruksi baja ringan dalam proyek Pemkab Jember tidak melibatkan aplikator," tuturnya.