elBicare Cough Analyzer, Alat Deteksi Dini Covid-19 Melalui Batuk

Restu C Widari

Rabu, 19 Januari 2022 - 01:40

elbicare-cough-analyzer-alat-deteksi-dini-covid-19-melalui-batuk

elBicare Cough Analyzer saat merekam hasil input audio.

JATIMNET.COM, Surabaya - Melakukan deteksi dini terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19 akan mampu memutus rantai penyebaran virus dengan cepat.

Berdasar itulah, tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan alat diagnosis kesehatan elBicare Cough Analyzer yang dapat melakukan pemetaan penyakit menular Covid-19 melalui batuk berdasarkan suara paru-paru.

Tim yang diketuai oleh Dr. Dhany Arifianto ini berhasil merancang alat kesehatan yang mampu mendeteksi penderita Covid-19 tanpa harus melakukan kontak langsung.

Menurutnya, elBicare Cough Analyzer yang diimplementasikan di rumah sakit mampu memberikan perlindungan awal bagi tenaga kesehatan yang rentan tertular Covid-19 dari pasien.

Baca Juga: Resmi diluncurkan, Ocean FarmITS jadi Akuakultur Plus Ekowisata Pertama di Indonesia

“Inovasi ini tak hanya dikembangkan untuk menangani pandemi saat ini, namun juga ditujukan untuk penyakit pernafasan yang menular lainnya,” kata Dhany, Selasa 18 Januari 2022.

elBicare Cough Analyzer dilengkapi dengan mikrofon bersensor tipis dan kecil yang berguna untuk menangkap suara di sekitar alat. Suara yang masuk selanjutnya akan dianalisis, apakah termasuk suara batuk atau bukan oleh algoritma pada prosesor alat yang telah dirangkai tim peneliti. “Daya jangkau tangkapan suara oleh alat ini mencapai 10 meter,” ia menuturkan.

Lebih lanjut, suara batuk akan diklasifikasikan lagi ke dalam dua kategori, yaitu batuk yang terindikasi Covid-19 dan non Covid-19. Batuk yang dikategorikan sebagai batuk non Covid-19 pun akan dideteksi lagi penyebabnya.

Misalnya batuk normal, batuk gejala tuberkulosis (TBC), bronkitis, dan gejala lainnya. “Pengelompokan ini didasarkan pada penyesuaian frekuensi, amplitudo, dan komponen harmonik suara paru-paru,” ia menjelaskan.

Baca Juga: ITS Rancang Buku Anak sebagai Solusi pada Edukasi Pandemi

Hasil analisis elBicare Cough Analyzer terhadap penyebab batuk akan tersimpan dan terintegrasi otomatis yang kemudian didistribusikan ke perangkat pengguna dengan bantuan bluetooth.

Dhany bersama delapan anggota tim lainnya ini pun memastikan bahwa ke depannya tim akan mengembangkan distribusi data menggunakan bantuan wi-fi. “elBicare Cough Analyzer mampu bertahan selama 20 jam penggunaan yang terus-menerus,” ia mengungkapkan.

Data pengelompokan batuk non Covid-19 sendiri didapatkan melalui penelitian mandiri tim. Sementara untuk data penelitian batuk gejala Covid-19 didapatkan melalui penelitian yang bekerja sama dengan University of Cambridge, Inggris.

“Penelitian alat ini memakan waktu hampir dua tahun lamanya yang pengujiannya dilakukan di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA),” ia menerangkan.

Dhany berharap bahwa dengan hadirnya elBicare Cough Analyzer ini mampu membawa kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia, serta dapat memberikan fasilitas kesehatan yang layak dan akurat dengan harga yang lebih ekonomis. “Kami juga berharap bahwa ke depannya mahasiswa dapat lebih terlibat aktif dalam penelitian yang kolaboratif seperti ini,” ia memungkasi.

Baca Juga