Rabu, 15 July 2020 09:40 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menyebut kinerja ekspor Jatim Juni 2020 mulai menampakkan kenaikan sebesar 24,77 persen, dibanding bulan sebelumnya. Pada Mei 2020 ekspor tercatat USD 1,11 miliar, sedangkan mencapai Juni USD 1,39 miliar.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, hampir semua komoditas ekspor Jawa Timur, terutama non migas mengalami kenaikan. Terbesar adalah tembakau yang meningkat 59,21 persen. "Tembakau kenaikan tertinggi, dari USD 32,40 juta, menjadi USD 51,58 juta pada Juni 2020," ujar Dadang melalui aplikasi rapat daring, Selasa 15 Juli 2020.
Ekspor tembakau, kata dia, terbanyak ke Malaysia dengan total transaksi sebanyak USD 4,57 juta. Disusul ke Jepang USD 3,45 juta, dan Korea Selatan USD 1,61 juta. Sisanya ke negara-negara di kawasan Amerika, Eropa dan Asia. "Yang menyumbang kenaikan lainnya adalah ekspor perabotan rumah tangga dan permata," terangnya.
Dadang merinci, untuk perabotan rumah tangga naik 49,71 persen. Dari USD 32,23 juta di Mei menjadi USD 48,25 juta pada Juni. Sedangkan perhiasan sementara naik 18,09 persen. Dari USD 69,68 juta bulan sebelumnya menjadi USD 82,17 juta di Juni 2020.
BACA JUGA: Inflasi Juni 0,28 Persen, BPS Jatim Optimis Ekonomi Membaik
Sementara untuk ekspor migas, Dadang menyebut juga ada kenaikan 116,65 persen, dari USD 18,16 juta menjadi USD 32,39 juta. Pun demikian, naiknya ekspor pada Juni belum menyelematkan neraca perdagangan Jatim.
Dadang menyebut, ada defisit sekitar USD 0,14 miliar. Hal ini disebabkan impor Jatim yang masih tinggi sebesar USD 1,53 miliar. Meningkat 21,01 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya USD 1,26 miliar.
Impor migas, kata dia, menurun 12,64 persen, dari USD 153,45 juta menjadi USD 134,06 juta. Sementara impor non migas naik 25,66 persen, dari USD 1,11 miliar menjadi USD 1,39 miliar di Juni.
"Menurut HS dua digit, yang mengalami peningkatan cukup tinggi adalah komoditas buah-buahan 77,85 persen, dari USD 47,04 juta di Mei menjadi USD 83,43 juta di Juni 2020," terangnya.
Disusul gandum-ganduman yang naik sebesar 74,07 persen. Dari USD 57,56 juta menjadi USD 100,02 juta. Kemudian mesin dan peralatan listrik sebesar 69,42 persen, atau USD 70,81 juta.