Selasa, 16 July 2019 06:18 UTC
EKSPOR. Sekretaris CV Jia Li Stephanie Devina Tjendra bersama Kepala Badan Balai Karantina Pertanian Ali Jamil usai melepas ekspor di Balai Besar Karantina Pertaian Surabaya, Selasa 16 Juli 2019. Foto: Baehaqi Almutoif
JATIMNET.COM, Surabaya - Porang atau iles-iles asal Jawa Timur diminati pasar ekspor. Cina menjadi tujuan ekspor tanaman yang masuk di keluarga umbi-umbian tersebut.
Sekretaris CV Jia Li, Stephanie Devina Tjendra mengatakan jika minat pasar ekspor terhadap porang cukup besar.
Beberapa negara di kawasan Asia memakai porang untuk bahan dasar kosmetik.
"Selain untuk bahan kosmetik, manfaat porang bisa juga buat pengenyal makanan, seperti nutrigel, dan sosis," ujar Devina ditemui usai peluncuran komoditi ekspor pertanian di Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Selasa 15 Juli 2019.
BACA JUGA: Traktor Petani, Ekspor Makin Berani
Dalam sebulan, CV Jia Li mampu mengirim porang ke Cina sebanyak 25-26 ton dalam bentuk chip atau lembaran kecil.
Angka itu, disebutkan Devina, belum mampu memenuhi permintaan pasar ekspor.
Sentra produksi porang seperti di Nganjuk, Ponorogo, dan beberapa daerah di Pulau Jawa masih kurang.
"Banyak sih kalau permintaannya itu, dari Cina saja kami belum nututi untuk memenuhinya. Belum lagi permintaan dari negara lain," ungkapnya.
BACA JUGA: Semester I 2019, Petrokimia Gresik Ekpor Urea 157,3 Ton
Belum terpenuhinya permintaan impor ini, menurut perempuan kelahiran Bangka Belitung tersebut, disebabkan musim tanamnya yang lama.
Setahun masa panen porang hanya sekali saja saat musim hujan. Umbi dari porang akan mencapai ukuran maksimal di musim hujan.
"Sekarang ini harga di pasar ekspor cukup bagus. Per kilogramnya mencapai USD 5," sebut Devina.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi menyampaikan, dari data sistem otomatisasi perkarantinaan Indonesia (Indonesian Quarantine Full Automation System ) IQFAST di wilayah kerjanya, data ekspor porang chips dua tahun terakhir mengalami peningkatan.
BACA JUGA: Banyuwangi Berpotensi Ekspor Buah Naga ke Rusia
Tahun 2017 ada 4,3 ton ekspor porang chip senilai Rp 61 milliar, dan di tahun 2018 mencapai 5,5 ton senilai Rp 77 milliar.
Sementara, pada semester pertama tahun 2019, ekspor porang chips mencapai 3,7 ton, dengan nilai Rp 51 milliar.
Angka itu melebihi nilai ekspor di semester pertama 2018, yang mencapai Rp 40 milliar.
Musyaffak menjelaskan bahwa sertifikasi yang dilakukan Karantina Surabaya setiap hari rata-rata mencapai 113 sertifikat, dan semakin meningkat dengan dibukanya konter layanan khusus inline inspection di kantor utama Karantina Pertanian Surabaya, selain di pelabuhan Tanjung Perak.
BACA JUGA: Ekspor Perhiasan dan Permata Jatim Meningkat, Terbanyak ke Jepang
Sertifikasi serta karantina dilakukan oleh kantor Karantina Pertanian Surabaya, terhadap setiap produk hasil tani yang diekspor, terutama lewat Tanjung Perak.
"Keseluruhan kinerja ekspor pertanian asal Jatim, kami mencatat nilai di semester pertama 2019 telah mencapai Rp 20,1 trilliun. Tembus 100 persen (naik 60 persen) dibanding semester pertama tahun 2018 sebesar Rp 14,08 trilliun," kata Musyaffak.