Kamis, 01 July 2021 00:20 UTC
SEBELUM TENGGELAM. KMP Yunicee saat bersandar di Pelabuhan PT ASDP Ketapang, Banyuwangi, tahun 2020 lalu. Kapal tersebut tenggelam sebelum sandar di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Selasa, 29 Juni 2021. Foto: Ahmad Suudi
KRU KAPAL. Mualim 1 KMP Yunicee Muhammad Ginanjar Putra (memegang mikrofon) berkoordinasi dengan kru kapal lain saat menyeberangi Selat Bali dalam masa mudik Lebaran 2019. Foto: Ahmad Suudi
SEBELUM TENGGELAM. KMP Yunicee sebelum tenggelam. Sumber: media sosial
AWASI PENUMPANG. Kru KMP Yunicee mengawasi penumpang yang menikmati waktu penyeberangan Selat Bali di geladak utama kapal saat musim mudik Lebaran 2019. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Reporter jatimnet.com, Ahmad Suudi, pernah meliput aktivitas Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee saat musim mudik Lebaran tahun 2019.
Kapal buatan tahun 1992 itu tenggelam di Selat Bali, sekitar 500 meter sebelum sandar di Pelabuhan PT ASDP Gilimanuk, Bali, Selasa malam, 29 Juni 2021.
BACA JUGA: KNKT Kritik Manajemen Pelabuhan Ketapang, Orang Bebas Keluar Masuk Kapal
Jatimnet.com sempat berbincang dengan Mualim I atau pembantu nahkoda KMP Yunicee bagaimana tantangan menjaga keselamatan pelayaran hingga melayani penumpang terutama saat di puncak musim mudik Lebaran tiap tahun.
BACA JUGA: Suka Duka Kru Kapal Selat Bali Seberangkan Pemudik
Berbagai dugaan penyebab tenggelamnya KMP Yunicee muncul, termasuk dugaan kebocoran lambung kapal dan jumlah penumpang yang tidak sesuai manifes. Seperti yang diakui sejumlah penumpang termasuk sopir truk yang menumpang kapal nahas tersebut.
Sebelum kapal berlabuh dari Pelabuhan PT ASDP Ketapang, air laut sudah menggenangi geladak kapal yang jadi lokasi parkir kendaraan roda dua dan roda empat.
BACA JUGA: Diduga Lambung KMP Yunicee Bocor, Nahkoda Nekat Berangkat
Meski begitu, nahkoda tetap memaksa berangkat hingga kapal miring dan tenggelam sebelum sampai di tujuan. Data sementara, tujuh orang dinyatakan meninggal dunia, belasan orang hilang, dan sebagian besar berhasil diselamatkan.
Berdasarkan manifes, ada 41 orang penumpang, 13 ABK, dan tiga pelayan kantin kapal. Sebagian besar korban meninggal dan selamat dievakuasi ke fasilitas layanan kesehatan di Bali dan beberapa korban dibawa ke Banyuwangi. Sebagian besar penumpang berasal dari Banyuwangi.