Jumat, 17 May 2019 07:57 UTC
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Humas Kemenperin
JATIMNET.COM, Jakarta - Pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020 dalam menyongsong era industri digital. Raihan target ini diperkirakan bisa meraup valuasi bisnis mencapai USD 100 miliar dengan total nilai e-commerce sebesar USD130 miliar.
Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam memasuki era revolusi industri 4.0.
Program berupa reskilling (pelatihan kemampuan baru) dan upskilling (peningkatan kemampuan) menjadi kunci pengembangan SDM yang berkualitas dalam mengimplementasikan ekonomi digital.
BACA JUGA: Kemenperin Bidik Investasi Industri Elektronika hingga Rp 2,3 Triliun
“Pemerintah fokus memacu agar anak-anak muda yang termasuk generasi milenial di Tanah Air paham terhadap dunia digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Jumat 17 Mei 2019.
Airlangga menilai, generasi milenial sangat berperan penting dalam menerapkan industri 4.0. Apalagi, Indonesia akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital.
“Jadi reskilling dan upskilling itu diperlukan karena digitalisasi ekonomi membutuhkan skill set yang berbeda dengan ekonomi sebelumnya. Jadi, anak-anak muda kita perlu paham atau literasi terhadap dunia digital,” jelasnya.
Airlangga mengatakan, Indonesia sudah punya empat unicorn. "Mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari ‘konglomerasi’ sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat,” ungkapnya.
Namun demikian, kata dia, minimal ada tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh generasi milenial, yakni bahasa Inggris, coding, dan statistik.
BACA JUGA: Industri Petrokimia Skala Besar Investasi di Gresik
“Dalam industri digital, bahasanya yang digunakan adalah coding, baik itu dalam ekosistem Android maupun IoS. Kemudian juga digunakan dalam internet of things dan artificial intelligence,” imbuhnya.
Sementara itu, ilmu statistik menjadi penting karena untuk memahami pengetahuan terhadap data. Apalagi, dalam era ekonomi digital, big data bagian yang tak pernah terpisahkan.
“Pengetahuan-pengetahuan ini wajib dikuasai oleh anak-anak muda kita, sehingga mereka bisa masuk dalam ekonomi digital yang besar,” tuturnya.