Rabu, 03 February 2021 01:00 UTC
Material kardus bekas, bisa bermanfaat
JATIMNET.COM, Surabaya - Kardus sering dianggap sebagai bahan tak bernilai dan dikategorikan sebagai sampah bagi beberapa orang. Bahkan kata ‘kardus’ sering dikaitkan dengan konotasi negatif.
Namun hal yang sama tidak berlaku bagi Muhammad Arif Susanto. Pasalnya, lewat material kardus bekas, Arif justru berhasil dinobatkan menjadi salah satu tokoh Forbes 30 Under 30 sebagai co-founder dari Dusdukduk.
Dusdukduk merupakan akronim dari kardus untuk tempat duduk dengan brand furnitur dan dekorasi yang berbahan dasar kardus bekas. Produk ini telah meraih deretan penghargaan sebagai salah satu inovasi produk ramah lingkungan yang dapat bersaing dengan produk bermaterial konvensional.
Rentetan kolaborasi juga telah dilakukan oleh Dusdukduk bersama tokoh kenamaan di berbagai gelaran di Indonesia. Namun siapa sangka, bahwa kisah lahirnya Dusdukduk berawal dari salah satu sudut kampus, yakni di Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS.
Baca Juga: Memiliki Keterbatasan, Penyandang Disabilitas Ini Sukses Kembangkan Koperasi
"Ide ini berawal dari tugas mata kuliah yang kemudian mendapat perhatian ketika dipamerkan pada pameran tugas kampus. Set kursi dan meja kardus ini mendapat respon hangat dan satu demi satu pesanan berdatangan kepada Dusdukduk," kata Arif.
Alumnus angkatan 2010 ini memaparkan bahwa dirinya beserta tim sudah sejak awal berniat untuk membawa hasil karyanya ini menjadi wirausaha yang berprofit. Oleh karena itu, pendapatan dari pesanan dan juga tunjangan dari berbagai kejuaraan yang diraih digunakan untuk mengembangkan Dusdukduk.
'Start small, think big, action now and make an impact'. Kalimat andalannya tersebut mewakili perjuangan Arif dan kawan-kawannya dalam mengembangkan Dusdukduk sedini mungkin, hingga mendapatkan banyak penghargaan.
Baca Juga: Kursi Santai dari Rotan Karya Mahasiswa ITS Akan Dipamerkan di Milan
Mulai dari finalis Wirausaha Muda Mandiri hingga meraih Best Booth pada pameran CASA Indonesia. Dusdukduk juga banyak menghiasi pameran dari tingkat regional hingga internasional. Bahkan kini, Dusdukduk telah dipercaya banyak klien dari brand ternama seperti Honda dan H&M.
Meskipun telah meraih banyak prestasi, namun lelaki yang kini menjadi dosen di Universitas Ciputra Surabaya ini tak pernah sedikitpun terpikirkan dapat menjadi salah satu tokoh Forbes 30 Under 30. "Predikat tersebut sangatlah sulit dicapai karena ada banyak tokoh-tokoh muda inspiratif di Indonesia," ia menuturkan.
Bahkan mulanya Arif sempat menganggap e-mail dari Forbes yang ia dapat saat itu adalah spam atau penipuan. "Saya pikir itu hanya e-mail spam atau tidak asli sampai saat itu saya mendapat telepon langsung dari pihak Forbes," ia mengungkapkan.
Setelah dinobatkan sebagai tokoh Forbes 30 Under 30 pada awal tahun 2020 lalu, Arif dan tim Dusdukduk dihadapkan dengan tantangan pandemi Covid-19. Sejak 2013 hingga 2020 awal, omzet Dusdukduk yang selalu naik harus menurun akibat pandemi ini. Namun menurutnya, pandemi bukan akhir dari segalanya.