Logo

Dukung Zero Waste, FKPL dan Coca Cola Bangun TPS3R di SMK Asy Syarif Mitra Industri

Reporter:,Editor:

Rabu, 26 February 2025 06:00 UTC

Dukung Zero Waste, FKPL dan Coca Cola Bangun TPS3R di SMK Asy Syarif Mitra Industri

Peresmian kendaraan roda tiga operasional TPS3R di SMK Asy Syarif Mitra Industri, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Rabu, 26 Februari 2025. Foto: Hasan

JATIMNET.COM, Mojokerto – Dalam rangka menciptakan generasi peduli lingkungan di sekolah, Forum Komunikasi Peduli Lingkungan berkomitmen memberikan wawasan pengolahan sampah yang ada di SMK Asy Syarif Mitra Industri, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

Ketua FKPL Fatoni mengatakan aksi nyata ini diwujudkan dalam pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di lingkungan SMK Asy Syarif Mitra Industri, Mojokerto, sehingga para siswa juga bakal diberi pendampingan dalam proses pemilahan dan pengolahan sampah. 

"Tantangan kita terbesar mengubah mindset masyarakat, karena harus diakui mayoritas masyarakat kita masih menganggap sampah itu dibuang, bukan diolah," ujarnya, Rabu, 26 Februari 2025.

Langkah ini dilakukan FKPL dengan menggandeng Coca-Cola Europacific Partners (CCeP) Indonesia, pegiat lingkungan Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta), dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto untuk bersama-sama mewujudkan target zero waste di lingkungan sekolah.

BACA: Daya Tampung TPA di Mojokerto Tersisa Tiga Tahun, Masyarakat Diimbau Kelola Sampah

"Padahal kalau misalkan paradigma bisa diubahnya, bukan hanya menjadikan lingkungan kita lebih bersih dan target zero waste pada 2030 makin dekat, tapi juga bisa menjadi sumber cuan," katanya. 

Sementara itu, CCeP Indonesia melalui Public Affairs Manager Ridvan Bintang Guntara mengatakan untuk mewujudkan pendidikan dalam menciptakan generasi peduli lingkungan sekolah dengan memberikan dukungan sarana dan pengembangan sumberdaya manusia pengelolaan sampah di sekolah. 

"Kita sebagai industri ya peran kita kolaborator ya, jadi kita support, baik sarana prasarana, begitu juga untuk peningkatan SDM, baik kader siswa maupun para guru," ucap Ridvan.

Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di lingkungan SMK Asy Syarif Mitra Industri, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto, Rabu, 26 Februari 2025. Foto: Hasan

Nantinya, setelah sarana prasarana dan SDM sudah selesai, pihaknya akan memberikan pelatihan manajemen pengelolaan sampah bersama FKPL sebagai wujud pendampingan ke siswa dan sekolah. 

"Nanti lanjut untuk manajemennya, kita adakan tempat dan tempat sampah pilah," katanya. 

BACA: Warga Mojokerto Manfaatkan Sampah Plastik Jadi Ecobrick

Ridvan mengaku anggaran TPS3R ini diambilkan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. "Kalau di Jawa Timur buat sekolah hanya ini, selebihnya untuk pesantren," katanya. 

Terpisah, Pemkab Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup turut mendukung penuh program TPS3R yang telah dibangun di SMK Asy-Syarif Mitra Industri ini.  

Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Mojokerto Elia Susanti berharap program ini bisa terus berkesinambungan usai pihaknya melakukan peresmian. 

"Kita mengapresiasi karena kita juga sedang fokus menjadikan sampah sebagai darurat sampah secara nasional," kata Elia. 

Saat ini Pemkab Mojokerto sedang melakukan proses program mengurangi sampah. Dia mengatakan semua daerah juga diminta membuat peta jalan pengurangan sampah. 

"Bagaimana caranya, salah satunya mengurangi sampah itu memproses melalui sumbernya, salah satunya seperti ini," katanya. 

Terpisah, Kepala SMK Asy-Syarif Mitra Industri Mojokerto Sigit Widianto mengatakan satuan pendidikan didirikan bertujuan untuk mencetak generasi yang mampu beradaptasi dan melewati situasi dengan lincah dan cepat.

BACA: Pembuangan Sampah Liar Terus Bertambah, Warga Mojokerto Evakuasi Sampah

Tak hanya hanya kemampuan kognitif pelajaran yang mereka kuasai, tapi juga kebermanfaatan dengan masyarakat menjadi tanggung jawab dunia pendidikan. 

"Bagaimana menjadikan generasi yang berdampak positif ke masyarakat. Salah satu contoh kecil, yaitu bagaimana mereka tidak membuang sampah sembarangan," kata Sigit. 

Dari sini, SMK Asy-Syarif Mitra Industri bersama dengan FKPL yang didukung CCeP Indonesia menciptakan budaya generative culture. 

"Dimana warga sekolah yang awalnya memiliki budaya LiSA (Lihat Sampah Ambil) ini semakin diperkuat dengan adanya pendampingan FKPL, yaitu sampah dipilah, diklasifikasikan sesuai jenisnya yang output-nya adalah zero waste, artinya tidak ada sampah dibuang ke TPA, sehingga sampah secara penuh dikelola di dalam lingkungan sekolah," katanya.