Logo

Dua Sekolah di Madiun Dibobol Maling, 36 Komputer Amblas

Reporter:,Editor:

Kamis, 27 May 2021 12:20 UTC

Dua Sekolah di Madiun Dibobol Maling, 36 Komputer Amblas

BERANTAKAN. Kondisi ruang laboratorium komputer SMPN 1 Kare yang dibobol maling, Kamis, 27 Mei 2021. Foto: Nd. Nugroho

JATIMNET.COM, Madiun – Personel Satreskrim Polres Madiun tengah menyelidiki kasus pencurian  yang terjadi di dua sekolah. Waktu kejadiannya diperkirakan pada Selasa malam hingga Rabu dini hari, 24-25 Mei 2021. 

Kejadian itu mengakibatkan 36 unit komputer dan dua server raib. Sebanyak 25 di antaranya milik SMPN 1 Kare dan 11 lainnya merupakan barang inventaris SMAN 1 Wungu. Nilai kerugian dari piranti yang hilang itu diprediksi mencapai Rp240 juta.

Kasat Reskrim Polres Madiun AKP Ryan Wira Raja Pratama menduga pelaku pencurian itu merupakan komplotan. Prediksi itu berdasarkan jumlah komputer yang dicuri dan waktu diketahuinya nyaris bersamaan, yakni Rabu pagi, 26 Mei 2021. 

BACA JUGA: Ruang Lab Komputer Madrasah Aliyah Syarif Hidayatulloh Mojokerto Ludes Terbakar

"Yang lebih dulu diketahui di SMPN 1 Kare, kemudian di-share melalui grup WA (WhatsApp) para guru. Pengecekan dilakukan dan di SMAN 1 Wungu juga mengalami hal yang sama," ujar dia, Kamis, 27 Mei 2021.

Informasi pencurian di sekolah itu akhirnya menyebar. Polisi mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan identifikasi. Sejumlah barang yang dijadikan petunjuk telah diamankan. Sayangnya, Ryan tidak bersedia menyebut secara detail benda itu karena berkaitan dengan teknis penyelidikan.

Selain itu, beberapa orang juga dimintai keterangan, seperti penjaga sekolah dan warga di sekitar lokasi kejadian. Berdasarkan informasi itu, penyidik berusaha melakukan pencarian pelaku. "Kami melibatkan pihak-pihak di tingkat Polsek," kata Ryan.

BACA JUGA: Siswa 26 Sekolah di Madiun Ikuti Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Sementara itu, Suryanto, salah seorang saksi mengatakan bahwa hilangnya komputer di SMPN 1 Kare diketahui Rabu pagi. Pria yang bekerja sebagai tukang bangunan itu sedang memperbaiki ruang guru BP.

"Saya minta tolong pada adik saya untuk mengambilkan kain pel di depan TKP (ruang TIK 2). Dari situ, dia melihat gembok yang terpasang tidak terkunci," ujar dia.

Seorang saksi lain itu memberitahu Suryanto. Lantas, keduanya berinsiatif mengambil tangga untuk melihat kondisi di dalam laboratorium. "Ternyata barang-barang sudah tidak ada," ucap Suryanto.