Logo

Distan Jatim Pastikan Kemarau Tak Pengaruhi Produksi Beras

Reporter:,Editor:

Minggu, 27 October 2019 08:33 UTC

Distan Jatim Pastikan Kemarau Tak Pengaruhi Produksi Beras

PANEN RAYA. Produksi beras di Jawa Timur hingga akhir tahun diperkirakan masih surplus hjingga 2,4 juta ton meski terganggu dengan kemarau panjang. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Hadi Sulistyo menyebut cadangan beras masih aman hingga akhir tahun. Dia memperkirakan ketersediaan beras hingga akhir tahun masih surplus 2,4 juta ton.

Asumsi tersebut tidak lepas dari target produksi beras yang mencapai 6,7 juta ton pada 2019 ini. Sementara konsumsi masyarakat Jatim rata-rata 4,3 juta ton setiap tahunnya.

Adanya kekeringan yang melanda Jatim tidak begitu berpengaruh pada produksi padi. Sebab sepanjang musim kemarau tahun ini, kekeringan hanya menyerang beberapa daerah saja.

BACA JUGA: APBD 2020 Dibahas, DPRD Jatim Sayangkan Anggaran Alat Pertanian yang Menyusut

“Luas daerah yang terkena kekeringan untuk tanaman padi sekitar 41.928 hektar dari 2,2 juta. Itu sangat kecil sekali, atau sekitar 1,9 persen dari total luas lahan,” ujar Hadi, Minggu 27 Oktober 2019.

Dari luasan 41.928 hektar lahan kekeringan, luas sawah yang gagal panen atau puso tidak seluruhnya. Distan Jawa Timur mencatat lahan gagal panen tahun ini seluas 10.314 hektar atau 0,47 persen dari total luas lahan.

Ditambahkan Hadi, Bojonegoro merupakan daerah yang paling banyak sawah terdampak kemarau. Di Kota Ledre itu kekeringan mencapai 17 ribu hektare sawah sepanjang 2019 ini. Disusul Lamongan mencapai 8.500 hektare, dan Tuban mencapai 3.879 hektare.

“Kami sudah melakukan mitigasi untuk memaksimalkan panen. Pertama melakukan penyelamatan terhadap tanaman standing crop,” ungkapnya.

BACA JUGA: Waduk Mengering, Petani Gresik Utara Terancam Gagal Panen

Standing crop adalah memindahkan pompa yang bisa digunakan ke lahan terdampak kekeringan. Dengan begitu pasokan air tetap berjalan. “Kedua meningkatkan pengamatan yang lebih intensif terhadap terjadinya penyebaran luas hama penyakit,” lanjut Hadi.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pergiliran faritas tanaman yang lebih tahan kekeringan. Distan Jawa Timur telah menyiapkan benih melalui cadangan benih nasional.

“Kami sudah melaklukan sosialisasi pentingnya asuransi usaha tani. Asuransi ini untuk menjamin usaha petani sebagai back up karena bencana, dengan hanya membayar Rp 38 ribu per hektar,” tegasnya.