Selasa, 23 April 2019 08:18 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Jember – Sebanyak 176 siswa SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Jember tidak hadir dalam ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang digelar serentak pada 22-25 April 2019.
“Untuk sementara data siswa SMP dan MTs yang tidak ikut ujian sebanyak 176 siswa dengan rincian 17 sakit, 13 siswa tanpa keterangan, dan 146 mengundurkan diri tidak mengikuti UNBK karena berbagai faktor," kata Kepala Dinas Pendidikan Jember Edy Budi Susilo, Selasa 23 April 2019.
Sebanyak 35.154 siswa SMP negeri maupun swasta dan MTs negeri maupun swasta di Jember mengikuti UNBK yang digelar serentak mulai 22-25 April dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA.
“Data siswa yang tidak hadir mengikuti UNBK belum semuanya dilaporkan Dispendik, karena ada beberapa sekolah di sub rayon yang belum melaporkan, sehingga data itu masih belum final," tuturnya.
BACA JUGA: Dindik Surabaya Siapkan Proktor dan Sinkronisasi Jelang UNBK
Edy mengatakan sebanyak 17 siswa yang sakit bisa mengikuti UNBK susulan, sedangkan untuk siswa yang tidak hadir tanpa ada keterangan akan ditelusuri pihak sekolah. Apabila penyebab ketidakhadiran masih memungkinkan, pihak sekolah akan memotivasi siswa mengikuti UNBK susulan.
Beragam alasan siswa SMP dan MTs baik negeri maupun swasta di Jember yang mengundurkan diri. Di antaranya ikut bekerja orang tuanya ke luar kota, bekerja ke luar kota, masuk ke pondok pesantren, dan ada yang menikah atau dinikahkan orang tuanya sebelum mengikuti ujian nasional.
“Memang benar ada peserta yang mengundurkan diri karena menikah atau dinikahkan, padahal pihak sekolah terus memberikan motivasi dan dorongan agar siswa mengikuti ujian nasional, sebelum memutuskan untuk berumah tangga di usia dini,” ujarnya.
BACA JUGA: Sistem PPDB Zonasi Kacaukan Strategi Belajar Siswa
Edy prihatin masih ada siswa SMP dan MTs di Jember yang menikah dini dan tidak melanjutkan sekolahnya. Hal ini membuat Dispendik Jember mendorong sekolah untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa, bahwa pendidikan itu sangat penting untuk masa depan anak-anaknya.
Sementara Kepala SMP Negeri 7 Jember Saiful Bahri mengatakan ada satu siswanya yang tidak mengikuti ujian nasional karena meninggal dunia, namun ada dua siswa di SMP swasta yang ikut sub rayonnya tidak mengikuti UNBK, karena tidak mau sekolah dan ikut orang tuanya bekerja ke luar kota.
“Saya prihatin ada siswa yang selalu mengurung diri di dalam kamar dan tidak mau sekolah. Bahkan pihak sekolah membujuk siswa tersebut untuk ikut ujian nasional, namun siswa tersebut tetap tidak mau," katanya. (ant)